HOLOPIS.COM, JAKARTA – Mochamad Iriawan selaku Ketua Umum (Ketum) PSSI menegaskan, bahwa supporter atau penonton yang tidak memiliki tiket dilarang menyaksikan gelaran BRI Liga 1 2022/2023 di dalam tribun Stadion.
“Saya berharap kepada supporter, ga usah datang ke Stadion kalo tidak ada tiket, karena nanti sudah selektif betul berkaitan dengan siapa yang harus duduk di Stadion tersebut. Mohon dengan hormat, teman supporter silahkan nonton di rumah saja jika tiketnya tidak punya,” ujar Iriawan dalam acara launching dan press conference BRI Liga 1 2022/2023.
Lanjut keterangannya, Iriawan juga menyampaikan bahwa gelaran BRI Liga 1 2022/2023 sudah dapat disaksikan penonton minimal 75 persen kapasitas bangku Stadion, yang disesuaikan dengan level PPKM di daerah tersebut.
Selain itu, Mochamad Iriawan menambahkan, evaluasi mengenai pertandingan Liga 1 saat ini, di mana pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut meminta seluruh klub untuk segera bersiap menyambut kehadiran penonton.
“Kita evaluasi, bagaimana berkaitan dengan adanya supporter di lapangan, itu kita evaluasi. Yang kita ingatkan 75 persen (red-kapasitas penonton di Stadion), tapi ternyata ada yang lebih, itu juga turut kita evaluasi. Saya minta seluruh klub untuk mempersiapkannya,” ucapnya.
Iriawan juga turut menyampaikan terkait dengan persiapan masing-masing klub untuk kehadiran penonton, dengan mencontohkan persiapan seperti yang ada di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, dengan turut menyertakan sistem online yang dikolaborasikan dengan sistem bernama Barcode.
“Itu untuk mengeleminasi atau mengurangi penonton yang tidak punya tiket masuk ke lapangan, dan itu juga kita harapkan tidak terjadi kejadian seperti pada saat perhelatan di Bandung sebelumnya,” tukasnya.
Senada dengan Iriawan, Ahmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), yang juga ikut serta dalam agenda konpers tersebut mengatakan bahwa harus ada penataan yang lebih baik untuk kelancaran turnamen BRI Liga 1, sehingga kejadian seperti di Piala Presiden kemarin tak terulang lagi.
“Jadi Piala Presiden kemarin yang diadakan di bulan Juni dan Juli itu sangat terlihat, bahwa antusiasme penonton itu sendiri sudah tertahan lama hampir satu tahun lebih, dan saat dibuka, penonton langsung membludak,” ucapnya.
“Itu juga harus ditata betul, karena antusiasme itu kalo ditahan bisa menjadi hal yang beresiko, memang penataan di lapangan menjadi penting, Kami dengan pihak terkait ikut mengamankan sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan” lanjutnya.