HOLOPIS.COM, JAKARTA – Kepala eksekutif Perusahaan Metinvest Ukraina, Yuriy Ryzhenkov, mengatakan bahwa Rusia menjarah baja dari pabriknya senilai USD600 juta.

“Baja sedang ditransfer ke Rusia dan dijual, beberapa di antaranya telah terikat untuk pelanggan di Inggris,” kata Yuriy Ryzhenkov, melansir BBC, Jumat (22/7).

Diketahui, perusahaan yang memiliki pabrik baja Azovstal itu, belakangan menjadi tempat terakhir tentara dan warga sipil Ukraina selama kehancuran kota Mariupol.

Selanjutnya, kantor pusat Metinvest yang bergerak di bidang perdagangan dan manufaktur telah diserang Rusia selama hampir 3 bulan, hingga akhirnya jatuh ke tangan Negara Beruang Merah pada Mei.

Ryzhenkov, lanjutnya, terdapat 300 karyawan dan 200 kerabat karyawan yang tewas pada serangan Rusia di pabrik tersebut.

Menurut laporan sumber-sumber publik dan informan perusahaan, baja itu dalam proses transfer ke Rusia dan dijual di pasar internal atau ke negara-negara Afrika dan Asia.

“Apa yang mereka lakukan pada dasarnya adalah penjarahan. Mereka tidak hanya mencuri produk kami, tetapi juga beberapa produk yang sudah menjadi milik pelanggan Eropa. Jadi pada dasarnya, mereka tidak hanya mencuri dari kami, mereka juga mencuri dari orang Eropa juga,” lanjutnya.

Kemudian, perusahaan Metinvest tengah mengumpulkan dokumentasi pencurian dan bersiap untuk mengambil tindakan hukum.

“Pada suatu saat, Rusia tidak hanya akan menghadapi pengadilan internasional, tetapi juga pengadilan pidana. Dan kami akan mengejar mereka dengan apa pun yang kami miliki,” tuturnya.

Sementara itu, menurut Profesor Marko Milanovich seorang ahli hukum internasional menjelaskan bahwa terdapat beberapa pilihan untuk mengambil langkah hukum. Namun, proses hukum yang nantinya dipilih peluang keberhasilannya kurang pasti.