HOLOPIS.COM, JAKARTA – Hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukan, bahwa mayoritas warga Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sepakat tidak menyetujui jika kehidupan beragama dan berbangsa disamakan dengan syariat islam.

Hal ini dipaparkan Saiful Mujani melalui Kanal YouTube SMRCTV pada program bedah politik episode “Siapa berpandangan sila ketuhanan maha esa hanya menurut Islam?” (21/7) kemarin, ia menerangkan bahwa NU dan Muhammadiyah telah memberi ruang bagi tumbuhnya pluralisme keagamaan di Indonesia.

“NU dan Muhammadiyah ini menarik. Umumnya mereka (anggota NU dan Muhammadiyah) tidak melihat Ketuhanan Yang Maha-Esa itu harus sesuai dengan ajaran Islam saja, tapi harus terbuka bagi semua agama,” ungkapnya

Pengamat sosial politik sekaligus Pendiri dari SMRC itu juga mengungkap, data survei yang telah dilakukan pada bulan Mei lalu menunjukan bahwa sebesar 58% umumnya warga NU tidak setuju dengan pandangan kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasar pada Ketuhanan Yang Maha-Esa, sebagaimana yang diyakini hanya oleh umat Islam. sementara hanya 39% mayoritas yang setuju.

Hal ini juga berlaku bagi warga mayoritas Muhamadiyah, Saiful mengklaim bahwa sebanyak 58% anggota Muhamadiyah tidak setuju dengan pandangan yang sama. sisanya 48% yang setuju atas pandangan tersebut.

Sebagai informasi, Survei SMRC ini dilakukan lewat tatap muka pada 10-17 Mei 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah Berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1060 atau 87%. Sebanyak 1060 responden ini yang dianalisis.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,07% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).