HOLOPIS.COM, JAKARTA – Sektor properti China nampaknya semakin terpuruk, setelah sebelumnya sejumlah raksasa real estate negara itu mengalami permasalahan keuangan akibat utang yang menumpuk.

Terbaru, muncul aksi dari pembeli properti di negara itu yang tak membayarkan kredit pemilikan rumah (KPR) di lebih dari 100 proyek yang tersebar di 50 kota di China.

Menanggapi hal tersebut, Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) mendesak lembaga finansiial atau perbankan untuk memperpanjang pinjaman kepada pengembang properti di negeri tirai bambu itu.

“Bank juga diminta untuk meningkatkan komunikasi dengan pembeli rumah dan untuk melindungi hak-hak hukum mereka,” lapor China Banking and Insurance News yang dikutip dari Reuters, Selasa (19/7).

Regulator finansial China itu mengatakan, bahwa merger dan akuisisi yang dilakukan oleh pengembang harus didukung penuh. Hal ini guna untuk membantu menstabilkan pasar real estat yang memang sudah babak belur sejak awal Pandemi Covid-19 melanda dunia.

“Dengan upaya bersama, semua kesulitan dan masalah akan diselesaikan dengan baik,” lanjut laporan itu.

Sementara itu, beberapa pejabat keuangan pun sedang berusaha untuk mengembalikan minat publik untuk membeli properti. Maklum, sektor properti menyumbang 18 hingga 30 persen dari PDB China.