HOLOPIS.COM, SULUT – Calon pekerja migran diharapkan bisa mengajukan pinjaman ke pemerintah untuk modal bekerja di luar negeri ketimbang harus meminjam ke rentenir.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, pinjaman dari pemerintah itu bisa dibayarkan tiap bulan tentunya dengan bunga.

“Uang pinjaman tersebut dapat dicicil setiap bulannya dengan bunga yang sangat rendah,” kata Benny seperti dikutip dari Antara, Sabtu (16/7).

Pinjaman dari pemerintah ini menurut Benny, dikarenakan fenomena para calon pekerja migran sebelumnya yang harus terikat dengan rentenir demi bisa berangkat ke luar negeri.

“Pak Jokowi perintahkan tidak boleh lagi anak anak bangsa yang bermimpi ke luar negeri berkorban dengan menjual harta keluarga dan pinjam ke rentenir untuk biaya tiket, paspor, visa, biaya pelatihan, makan dan minum, akomodasi, medical check-up dan psikologi, sekarang negara menyiapkan pinjaman uang,” terangnya.

Benny mengklaim, pinjaman tanpa agunan tersebut dapat difasilitasi oleh Bank BNI maupun bank pemerintah lainnya.

BNI, menurut dia, menyediakan plafon pinjaman sebesar Rp40 juta, sementara bank pemerintah lainnya seperti BRI menyediakan plafon dalam jumlah yang lebih tinggi yakni Rp100 juta.

Dia berharap peluang kerja ke luar negeri ini bisa ditangkap calon pekerja termasuk di Provinsi Sulawesi Utara.

“Saya ditanya Ibu Erny (Kadisnakertrans Sulut) berapa kira-kira kuota untuk Sulut yang bisa bekerja ke luar negeri, saya jawab sebanyak banyaknya, kita akomodasi,” ungkapnya.

Dia mengatakan pekerja migran yang bekerja di Jepang digaji sebesar Rp22-30 juta setiap bulannya, Jerman sebesar Rp34-40 juta, sementara Korea, Taiwan, Hong Kong, dan Singapura sebesar Rp20-27 juta.

“Gaji kepala badan saja hanya Rp26 juta, kalah sama gaji pekerja migran,” pungkasnya.