JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertanian sebagai langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung transisi menuju energi bersih. Salah satu contoh konkret yang disorot Gibran adalah pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur.
Menurut Gibran, hilirisasi pertanian bukan hanya soal peningkatan nilai tambah, tetapi juga bagian dari strategi besar pemerintah dalam menciptakan ketahanan energi nasional secara berkelanjutan.
“Misalnya pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur. Selain kita bisa mendapat nilai tambah, ini juga penting untuk mendukung ketahanan energi kita, utamanya sebagai alternatif sumber energi bersih,” ujar Gibran dalam pernyataannya di kanal YouTube GibranTV, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (10/5).
BACA JUGA
- Wapres Gibran Dorong PRSI Fokus Kembangkan Riset Robotika Demi Kemandirian Teknologi
- Wapres Gibran Pastikan Menu MBG Aman dan Bergizi
- Wapres Gibran Dorong Ingatkan Warga Pentingnya Pemeriksaan Rutin
- Stok Pangan Dijamin Aman Hingga Akhir Tahun
- Dari Kerak Telor hingga Donasi Masjid, QRIS Jadi Solusi UMKM GO Digital
Ia menyebut, Indonesia memiliki kekayaan komoditas pertanian yang sangat beragam dan berpotensi besar untuk diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi. Sayangnya, selama ini potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal di tingkat hulu-hilir.
“Alam Indonesia juga kaya dan syukur. Kita memiliki beragam komoditas unggulan. Padi, sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, buah-buahan tropis, semua tumbuh syukur,” ungkapnya.
Gibran menekankan bahwa hilirisasi perlu didukung oleh riset dan pengembangan (R&D), teknologi pengolahan modern, serta sistem pergudangan yang mumpuni. Dengan dukungan ekosistem yang kuat, produk pertanian Indonesia tak hanya bisa dikonsumsi mentah, tapi juga dikembangkan menjadi energi dan industri berbasis bahan baku lokal.
“Yang juga perlu kita kembangkan adalah ekosistemnya. Bagaimana teknologi bisa memacu peningkatan produksi dan mengefisienkan rantai distribusi? Bagaimana R&D bisa menghasilkan bibit unggul, tahan hama, berkualitas dan produktif? Bagaimana pergudangan modern bisa menyimpan hasil panen lebih lama?” paparnya.
Gibran melihat bahwa hilirisasi juga membuka ruang besar bagi generasi muda untuk berinovasi, menciptakan model bisnis baru di sektor pertanian dan energi yang ramah lingkungan.
“Disinilah peran anak-anak muda, disinilah kontribusi generasi muda yang penuh inovasi, berani membuat terobosan, cepat belajar, dan penuh rasa keingin tahuan,” katanya.
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan untuk memperkuat ketahanan nasional melalui sektor pangan dan energi secara simultan. “Menciptakan masa depan pangan yang lebih baik dan kuat untuk Indonesia. Dari kita, oleh kita, untuk kita semua sebagai bangsa yang berdaulat,” tegas Gibran.