HolopisIslampadNaskah Khotbah Jumat: Islam Gak Suka Orang Doyan Rebahan

Naskah Khotbah Jumat: Islam Gak Suka Orang Doyan Rebahan

JAKARTA – Di tengah dinamika hidup yang menuntut kesungguhan dan kerja keras, sering kali kita tergoda oleh rasa malas yang tampak sepele namun berdampak besar. Padahal, Islam sebagai agama yang sempurna sangat membenci kemalasan. Islam memuliakan usaha dan menjadikan kerja sebagai bentuk ibadah yang bernilai di sisi Allah.

Karena itu, khutbah Jumat kali ini akan mengingatkan kita semua untuk menjauhi sifat malas, dan membangkitkan semangat untuk terus berikhtiar, bekerja, serta beramal dengan sungguh-sungguh demi meraih keberkahan di dunia dan akhirat.

Berikut naskah Khotbah Jumat yang diambil Holopis.com dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI;

اَلْـحَمْدُ هِلِّلِ الَّذِي أَمَرَ بِلِْدِِّْ وَالِجِْ تِهَادِ، وَنَـهَى عَنِ الْكَسَلِ وَالتَّـوَانِِ، وَجَعَلَ الْعَمَلَ عِبَادَةً، وَجَعَلَ الْكَدَّ وَالِجِْ تِهَادَ
طَرِيقَ الْفَلَحَِ وَالنَّجَاحِ .أَشْهَدُ أَنْ لَِ إِهلوَ إِلَِّ ا هلُّلِ وَحْدَهُ لَِ شَرِيكَ لَوُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُمََُّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُوُ، الدَّاعِي إِلََ
مَكَارِمِ اَلْخْْلَقَِ وَ مََاُسِنِ الْعَْْمَالِ .اَلهلّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَرِِكْ عَلَى سَيِّدِنََ مُمََُّدٍ، وَعَلَى آلِوِ وَأَصْحَابِوِ أَجَْعََِ .أَمَّا
بَـعْدُ، فَـيَا أَيـهَُّا الْمُسْلِمُونَ، أُوصِ يكُمْ وَنَـفْسِي الْمُقَصِّ رَةَ بِتَـقْوَى ا هلِّلِ عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنـهََّا وَصِ يَّةُ ا هلِّلِ لِوََّْْلََِ وَاخِْْرِينَ، اََلَ ا هلُّلِ تَـعَالََ :﴿ وَلَقَدْ وَصَّيْـنَا ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِهتَبَ مِن ـََبۡلِكُمۡ وَإِيَّكَُّمۡ أَنِ ٱتَّـقُواْ ٱلََّلِ ﴾.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt dan selawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, panutan sejati bagi seluruh umat.
Di kesempatan khotbah yang penuh rahmat ini, khatib mengajak diri pribadi dan para jemaah untuk terus meningkatkan serta memperbarui ketakwaan kepada Allah Swt, ketakwaan yang tidak hanya tampak dalam ibadah-ibadah fisik, tetapi juga nyata dalam tingkah laku, tutur kata, dan sikap kita dalam kehidupan sehari-hari.

Sidang Jum’at yang dirahmati Allah,

Islam adalah agama amal. Allah Swt dalam banyak ayat Al-Qur’an memotivasi kita untuk beramal dan berusaha, serta mengancam orang-orang yang bermalas-malasan. Allah berfirman:

وَلَُِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَـرَى ٱلَُّلِ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُوُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ.

“Dan katakanlah: Bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin…” (Q.S. At-Taubah: 105).

Dalam ayat ini, Allah dengan tegas memerintahkan kita untuk bekerja, berbuat, dan berusaha. Bukan diam, apalagi bermalas-malasan. Nabi Muhammad saw sendiri, sebagai teladan kita, selalu berdoa agar dijauhkan dari sifat malas. Dalam hadis sahih, beliau berdoa:

اَلهلّهُمَّ إِنِِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ.

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan.” (H.R. Al- Bukhari dan Muslim).

Perhatikanlah, Rasulullah saw, manusia paling sempurna, yang telah dijamin surga, masih merasa perlu berlindung dari kemalasan. Apalagi kita, umat beliau, yang penuh kekurangan. Betapa besar bahayanya sifat malas itu hingga Nabi memohon perlindungan darinya setiap hari.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Sifat malas bukan hanya merugikan diri sendiri, tapi juga berdampak buruk bagi keluarga, masyarakat, bahkan bangsa. Orang malas cenderung menunda-nunda kewajiban, lalai terhadap amanah, menelantarkan tugas, dan akhirnya menjadi beban bagi orang lain. Dalam pandangan para ulama, kemalasan adalah sumber segala kegagalan. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata dalam kitabnya “Al-Fawaid”:

اَلْكَسَلُ مِفْتَاحُ كُلِّ شَرٍّ، وَمَنْ اسْتَـوْلََ عَلَيْوِ الْكَسَلُ لََْ يُدْرِكْ خَيْـرًا طََُّ.

“Kemalasan adalah kunci segala keburukan. Barang siapa yang dikuasai oleh sifat malas, ia tidak akan pernah meraih kebaikan sedikit pun.”

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di juga berkata:

اَلْعَاجِزُ الْكَسْلَنَُ لَِ يُـفْلِحُ وَلَِ يَـنْجَحُ لَِ فِِ الدُّنْـيَا وَلَِ فِِ اخِْْرَةِ.

“Orang yang lemah dan malas tidak akan berhasil dan tidak akan sukses, baik di dunia maupun di akhirat.”

Kemalasan menjadikan seseorang tidak optimal dalam ibadah, tidak maksimal dalam bekerja, bahkan akhirnya malas mencari ilmu. Padahal Allah telah mewajibkan umat Islam untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Islam mengajarkan bahwa bekerja keras adalah bagian dari ibadah. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa tangan yang bekerja untuk mencari nafkah halal adalah tangan yang dicintai Allah. Rasulullah saw bersabda:

عَلَيْوِ السَّلَمَُ كَانَ يَكَُْلُ مِنْ عَمَلِ
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا طََُّ خَيْـرًا مِنْ أَنْ يَكَُْلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبَِِّ ا هلِّلِ دَاوُدَ يَدِهِ.

“Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada makanan hasil kerja tangannya sendiri. Dan sungguh, Nabi Allah Daud a.s. makan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (H.R. Al-Bukhari)

Lihatlah bagaimana Nabi Daud a.s., meskipun beliau seorang raja, tidak bergantung pada orang lain, tetapi tetap bekerja keras dengan tangannya sendiri. Karena itu, dalam Islam,

kemuliaan seseorang tidak dilihat dari jabatan atau kekayaan, tetapi dari kesungguhan dan keikhlasan dalam beramal.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Apabila kita mampu meninggalkan sifat malas dan menggantinya dengan semangat kerja keras, maka banyak manfaat besar yang dapat kita raih. Di antaranya adalah keberkahan dalam hidup, karena Allah Swt memberikan keberkahan pada harta dan waktu orang-orang yang tekun dan giat bekerja.

Selain itu, semangat kerja keras menjadikan kita teladan bagi keluarga dan masyarakat, menginspirasi orang lain untuk turut berusaha dan tidak mudah menyerah. Umat Islam yang rajin dan produktif juga akan lebih dihormati di mata dunia, karena mereka menunjukkan citra positif sebagai umat yang berdaya dan mandiri.

Lebih dari itu, bekerja untuk mencari rezeki yang halal adalah bagian dari ibadah, yang akan mendekatkan kita kepada Allah Swt dan menjadi ladang pahala yang bernilai di sisi-Nya. Ibnu Katsir rahimahullah, dalam tafsirnya ketika menjelaskan ayat ” َفـَرْغَت َفِإَذا

َفاْنَصْب ” (Q.S. Al-Insyirah: 7) menafsirkan:

مِنْ شُؤُونِ الدُّنْـيَا وَأَشْغَالِاَِ، فَاجْتَهِدْ فِِ الْعِبَادَةِ.

“Apabila engkau telah selesai dari urusan dunia dan pekerjaanmu, maka bersungguh- sungguhlah dalam beribadah.”

Ini menunjukkan bahwa seorang muslim sejati adalah yang terus bergerak dari satu amal ke amal lain, dari satu kesungguhan ke kesungguhan lain, tanpa dikuasai rasa malas.

Jemaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Marilah kita renungkan, sudah seberapa besar semangat kita dalam beramal? Sudahkah kita menjauhi sifat malas yang dibenci Allah dan Rasul-Nya? Mari kita jadikan hari-hari kita penuh manfaat. Bangkitlah dari kemalasan, isi hidup dengan amal saleh, kerja keras, dan ketekunan. Insya Allah, dengan itu, kita akan mendapat kemuliaan dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:

اِحْرِصْ عَلَى مَا يَـنْـفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِِ هلِّلِ وَلَِ تَـعْجَزْ.

“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah.” (H.R. Muslim).

Semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa semangat dalam kebaikan dan dijauhkan dari segala sifat malas. Amin ya rabbal alamin.

بَرَِكَ اُلله لِِْ وَلَكُمْ فِِْ ىَذَا الْيَـوْمِ الْكَرِيِْْ، وَنَـفَعَنِِْ وَاِيَكَُّمْ بِاَِ فِيْوِ مِنَ الصَّلَةَِ وَالصَّدَةََِ وَتِلَوََةِ الْقُرْاَنِ وَجَِيْعِ الطَّاعَاتِ،
وَتَـقَبَّلَ مِنِِّْ وَمِنْكُمْ جَِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّوُ ىُوَ الْكَِْيْمُ الْعَلِيْمُ، أَ ـوَُْلُ ـََوْلِِْ ىَذَا وَأَسْتَـغْفِرُ اَلله لِِْ وَلَكُمْ، فَاسْتَـغْفِرُوْهُ، اِنَّوُ ىُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khotbah Kedua

اَلْمَْْدُ لِله حَدًَْا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَاِِلَوَ اِلَِّ اُلله وَحْدَهُ لَِ شَرِيْكَ لَوُ، اِلَوٌ لََْ يَـزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْ ءٍ وَكِيْلًَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُمََُّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُوُ وَحَبِيْـبُوُ وَخَلِيْـلُوُ، أَكْ رَمُ الْوََّْلََِْ وَالْخَِْرِيْنَ، اَلْمَبْـعُوْثُ رَحْةًََ لِلْعَالَمََِْ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنََ مُمََُّدٍ وَعَلىَ أَلِوِ وَأَصْحَابِوِ وَمَنْ كَانَ لَمُِْ مِنَ التَّابِعََِْ، صَلَةًَ دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْرَََِِْْْ. أَمَّا بَـعْدُ: فَـيَا أَيـهَُّا الْاَْرُِِوْنَ اتَّـقُوا الََّلِ حَقَّ تُـقَاتِوِ وَذَرُوْا الْفَوَاحَِ مَا هَهَرَ مِنْـهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِوُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُوُوْرِ الْمُْْعَةِ وَالْمََْاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اَلله أَمَرَكُمْ بِمَِْرٍ بَدَأَ بِنَـفْسِوِ. وَثَـنََ بِلََِئَِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ
بِقُدْسِوِ. إِنَّ ا هلَّلِ وَمَلئَِكَتَوُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِِِّ يََّ أَيـهَُّا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْوِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنََ
مُمََُّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنََ مُمََُّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنََ اِبْـرَاىِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنََ اِبْـرَاىِيْمَ وَبَرِِكْ عَلَى سَيِّدِنََ مُمََُّدٍ
وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنََ مُمََُّدٍ كَمَا بَرَِكْتَ عَلَى سَيِّدِنََ اِبْـرَاىِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنََ اِبْـرَاىِيْمَ فِِْ العَالَمََِْ اِنَّكَ حَِيَْدٌ مَِيَْدٌ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمََِْ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنََِْ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْحَْْ يَاءِ مِنْـهُمْ وِالْمَْْوَاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَءََ وَالْغَلَءََ وَالْوَبَءَِ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَـغْيَ وَالسُّيُـوْفَ الْمُخْ تَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا هَهَرَ مِنْـهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَـلَدِنََ ىَذَا خَاصَةً
وَمِنْ بُـلْدَانِ الْمُسْلِمََِْ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ ءٍ دََِيْـرٌ. عِبَادَ اِلله، اِنَّ اَلله يَمَُْرُ بِلِْعَدْلِ وَالِْحِْسَانِ وَاِيْـتَاءِ ذِيْ الْقُرْبََ وَيَـنْـهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَـغْيِ، يَعِوُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُْرُوْا اَلله الْعَوِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذكِْ رُ اِلله أَكْ بَـرُ.

WhasApp Channel

Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

Berita Terbaru

Berita Terkait