Kacamata JAKARTA – Meta dikabarkan tengah mengembangkan fitur pengenalan wajah (face recognition) untuk perangkat kacamata pintarnya, Ray-Ban Meta AI. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengenali dan mengidentifikasi wajah orang-orang di sekitar mereka secara real-time.
Dikutip Holopis.com dari Gadgets 360, Jumat (9/5), fitur ini akan bersifat opsional. Artinya, pengguna dapat memilih untuk mengaktifkan atau menonaktifkannya. Namun, yang menjadi sorotan adalah individu yang wajahnya dikenali tidak memiliki opsi untuk menolak—hal ini langsung menimbulkan kekhawatiran terkait privasi.
Fitur baru ini disebut-sebut merupakan pengembangan dari teknologi Live AI milik Ray-Ban Meta AI, dan secara internal dikenal dengan istilah “super sensing.” Dengan kemampuan ini, pengguna dapat memindai wajah orang yang mereka lihat, lalu menerima informasi identitas seperti nama melalui tampilan digital atau suara AI.
BACA JUGA
Saat ini, Ray-Ban Meta AI menampilkan lampu LED sebagai indikator saat kamera digunakan untuk merekam. Namun, belum jelas apakah akan ada indikator serupa saat fitur pengenalan wajah aktif. Bahkan, Meta dikabarkan mempertimbangkan opsi untuk menonaktifkan indikator LED agar fitur ini bekerja lebih “diam-diam”.
Teknologi ini mengingatkan publik pada proyek I-XRAY buatan dua mahasiswa Harvard tahun lalu. Prototipe mereka memanfaatkan kacamata pintar Meta, model bahasa besar (LLM), dan basis data publik untuk mengidentifikasi nama serta alamat teman sekelas secara langsung melalui kacamata. Meski I-XRAY tidak pernah dirilis secara luas, eksperimennya menunjukkan betapa mudahnya pengenalan wajah dilakukan lewat perangkat wearable.
Jika fitur ini resmi dirilis, Meta akan membuka era baru dalam penggunaan kecerdasan buatan dan perangkat wearable, namun juga membuka diskusi serius soal etika, privasi, dan batasan teknologi di ruang publik.