JAKARTA – Pemerintah China menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan Amerika Serikat (AS). Namun Beijing menegaskan, dialog nantinya hanya dapat dilakukan atas dasar kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian menyampaikan, pertemuan mendatang yang berlangsung antara Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng dan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent berlangsung atas dasar permintaan dari pihak AS.
“China terbuka untuk berdialog, tetapi dialog apa pun harus didasarkan pada kesetaraan, rasa hormat, dan keuntungan bersama,” kata Lin Jian, yang dikutip Holopis.com dari Xinhua News di Jakarta, Kamis (8/5).
BACA JUGA
- Joe Biden Kena Kanker Prostat Ganas, Sudah Sampai ke Tulang
- Rupiah Dibuka Melemah Awal Pekan Ini, Intip Biang Keroknya
- Kadin Yakin RI Bisa Jadi Juru Kunci Perdamaian Dagang AS-China
- Warga Palestina Kecewa dengan Pidato Trump yang Dinilai Tak Berperikemanusiaan
- Harga Emas Anjlok Imbas Perang Dagang AS-China Mereda, Kok Bisa?
Menurutnya, China tetap konsisten menolak kebijakan tarif sepihak yang diberlakukan AS. Ia menegaskan bahwa segala bentuk tekanan maupun paksaan tidak akan mampu mengubah sikap Beijing atas genderang perang tarif yang ditabuh Presiden AS, Donald Trump tersebut.
“Segala bentuk tekanan dan paksaan tidak akan berhasil untuk China,” tegasnya.
Lebih lanjut, Lin menegaskan bahwa China akan terus menjaga kepentingannya secara sah dan berpegang teguh pada prinsip keadilan global.
“China akan dengan tegas menjaga kepentingannya yang sah serta menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan internasional,” ujar Lin.
Di sisi lain, ia juga menyinggung kondisi ekonomi dalam negeri yang dinilai cukup tangguh untuk menghadapi tekanan eksternal. Ia menyebut ekonomi China memiliki landasan yang kuat, ketahanan tinggi, dan potensi besar untuk terus tumbuh.
“Guncangan eksternal tidak dapat mengubah fundamental ekonomi China yang memiliki fondasi yang kuat, berbagai keunggulan, ketahanan yang kuat, dan potensi yang besar,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa China memiliki kapasitas dan instrumen yang cukup untuk melindungi kepentingan nasionalnya di tengah dinamika global.
“Kami memiliki kemampuan yang kuat untuk menahan tekanan, dan langkah-langkah serta sarana yang memadai untuk melindungi hak dan kepentingan kami yang sah,” lanjutnya.
Dalam pernyataannya, Lin juga mengungkapkan komitmen China untuk memperkuat solidaritas bersama komunitas internasional. Ia menolak praktik unilateralisme dan proteksionisme yang dianggap merusak sistem perdagangan global.
“Kami juga bersedia memperkuat solidaritas dan koordinasi dengan komunitas internasional, bersama-sama melawan unilateralisme, proteksionisme, dan penindasan ekonomi, menjaga sistem perdagangan multilateral, serta membela kesetaraan dan keadilan internasional,” pungkasnya.