JAKARTA – Mata dunia saat ini sedang tertuju pada konklaf yang sudah dimulai di Vatikan. Apalagi, sudah ada asap hitam yang bisa disaksikan masyarakat dari seluruh dunia.
Asap hitam mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore hari waktu Vatikan, menandakan bahwa para kardinal yang berkumpul dalam konklaf belum mencapai kesepakatan mengenai siapa yang akan menjadi Paus baru, penerus Tahta Suci Santo Petrus.
Ribuan umat Katolik dan wisatawan pun berkumpul di Lapangan Santo Petrus hari ini, menanti dengan harap dan doa.
Bagi sebagian Sobat Holopis, mungkin banyak yang belum begitu mengetahui apa itu konklaf dan mengapa prosesnya sangat penting untuk disaksikan dunia.
Konklaf, proses pemilihan paus, merupakan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad dan tetap mempertahankan banyak unsur kerahasiaan serta simbolisme yang mendalam. Dari pintu-pintu yang dikunci rapat hingga sumpah setia para kardinal untuk menjaga kerahasiaan selama hidup mereka, semua elemen konklaf dirancang untuk memastikan bahwa pilihan yang diambil benar-benar bersifat sakral dan bebas dari pengaruh luar.
Berikut ini Sobat Holopis, fakta-fakta Konklaf yang bisa kamu ketahui.
Sejarah Konklaf : Sebuah Tradisi Penuh Rahasia
Konklaf, yang berarti ‘dengan kunci’ dalam bahasa Latin, memiliki akar panjang hingga Abad Pertengahan, masa ketika konsep memilih seorang pemimpin masih dianggap hal yang radikal. Sampai sekarang, suasana konklaf masih dipenuhi aura misteri. Semua kardinal yang ikut serta wajib menjaga kerahasiaan proses ini seumur hidup mereka.
Siapa yang Berhak Memilih?
Dari total 252 kardinal Gereja Katolik saat ini, hanya 135 yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pemilihan, karena hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara.
Kardinal dari Indonesia, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo juga termasuk menjadi salah satu kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf, dan bisa memilih atau dipilih untuk menjadi Paus berikutnya.