More
    HolopisViralViral : “Gowok”, Kamasutra dari Jawa yang Bikin Netizen Heboh

    Viral : “Gowok”, Kamasutra dari Jawa yang Bikin Netizen Heboh

    JAKARTA – Istilah “gowok” mungkin terdengar asing di telinga banyak orang, tapi akhir-akhir ini, topik tersebut sedang ramai dibahas di media sosial setelah muncul kembali lewat bocoran cerita film karya Hanung Bramantyo yang akan tayang bulan Juni mendatang.

    Netizen pun heboh, ada yang kaget, ada yang penasaran, ada pula yang baru sadar kalau Jawa punya “versi lokal” dari pendidikan seksual bernuansa budaya.

    Jadi, apa sih sebenarnya “gowok”?

    Dalam tradisi Jawa kuno, terutama di masa kerajaan dan era kolonial, “gowok” adalah perempuan dewasa yang bertugas mengajari pemuda (biasanya dari kalangan bangsawan) tentang tubuh perempuan, seksualitas, bahkan soal rasa dan relasi intim.

    Mereka bukan sekadar “penghibur”, tapi lebih ke guru kehidupan. Ya, mirip dengan konsep kamasutra dari India, tapi versi lokal, dengan nilai-nilai dan pendekatan khas Jawa.

    Di beberapa cerita turun-temurun, “gowok” dianggap punya peran penting dalam mempersiapkan laki-laki sebelum menikah. Mereka mengajarkan bukan hanya teknik, tapi juga etika dan empati dalam hubungan seksual.

    Ilmu yang diturunkan kadang dibalut lewat seni tari, sastra, atau bahkan jamuan khusus. Tak semua keluarga bisa “mengundang” gowok, biasanya ini jadi bagian dari budaya istana atau masyarakat elite.

    Namun, seiring waktu, praktik ini menghilang. Modernisasi, agama, dan perubahan nilai sosial membuat istilah “gowok” terdengar tabu atau bahkan keliru. Kini, ketika istilah ini muncul lagi di publik, responsnya pun beragam.

    Banyak netizen menganggap topik ini membuka wawasan soal bagaimana seksualitas pernah diajarkan secara terbuka tanpa stigma, tapi juga tetap berbingkai budaya. Sebagian lainnya menilai perlu kehati-hatian saat membahasnya di era sekarang, agar tidak disalahartikan sebagai pembenaran praktik yang melanggar norma.

    Yang jelas, perbincangan soal “gowok” ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia punya warisan budaya yang kompleks, bahkan dalam urusan seksualitas. Mungkin sudah saatnya kita menengok kembali sejarah dengan lebih jujur: bahwa edukasi seksual bukan hal baru, hanya saja dulu bentuknya berbeda.

    WhasApp Channel

    Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

    Diedit & Dipublikasikan oleh:
    • Ronalds Petrus Gerson ( Redaktur ) Kamis, 8 Mei 2025 - 11:49 WIB (2 minggu lalu)

    Berita Terbaru

    Berita Terkait