JAKARTA – Asap hitam mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Rabu (7/5) sore hari waktu Vatikan, menandakan bahwa para kardinal yang berkumpul dalam konklaf belum mencapai kesepakatan mengenai siapa yang akan menjadi Paus baru, penerus Tahta Suci Santo Petrus.
Ribuan umat Katolik dan wisatawan berkumpul di Lapangan Santo Petrus hari ini, menanti dengan harap dan doa. Ketika asap hitam mulai keluar dari cerobong sekitar pukul 17.45 waktu setempat, terdengar desahan kecil kekecewaan, namun juga tepuk tangan sebagai bentuk dukungan terhadap proses yang sedang berlangsung.
Seperti tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad, asap menjadi simbol utama dalam proses pemilihan Paus oleh para kardinal Gereja Katolik Roma.
BACA JUGA
- Jonatan Christie dan Chico Resmi Mundur dari Pelatnas PBSI
- Dari Pertahanan hingga Energi Bersih: Ini Hasil Pertemuan Indonesia–Australia
- Prabowo Ajak Negara Islam Setop Diskusi, Saatnya Bergerak Bebaskan Palestina
- Presiden Prabowo Resmi Dianugerahi Bintang Kebesaran Tertinggi Brunei Darussalam
- Presiden Prabowo Bakal Terima Penghargaan Tertinggi dari Sultan Brunei
Asap hitam (fumata nera) berarti belum ada keputusan, sedangkan asap putih (fumata bianca) akan menjadi tanda bahwa seorang Paus telah terpilih.
Konklaf ini digelar setelah mundurnya Paus Fransiskus sebuah langkah langka yang hanya terjadi dua kali dalam sejarah modern Gereja Katolik.
Ada 133 kardinal dari berbagai negara kini tengah melakukan proses pemungutan suara yang tertutup dan penuh kerahasiaan, yang bisa berlangsung berhari-hari hingga suara mayoritas dua pertiga tercapai.
Pemungutan suara berikutnya akan dilanjutkan Kamis (8/5) pagi waktu Vatican. Jika dalam beberapa hari ke depan muncul asap putih, lonceng besar Basilika Santo Petrus akan berdentang, dan dunia akan mendengar kata-kata legendaris dari balkon tengah: “Habemus Papam.”