JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto mengungkapkan kondisi penjajahan sampai dengan saat ini dan seterusnya masih berpotensi terjadi di dunia global.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat kegiatan halalbihalal TNI AD di Jakarta pada Selasa (6/5).
“Sama sekarang, kita lihat apa yang terjadi di dunia ini ya. Yang kuat akan memaksa yang lemah,” kata Presiden Prabowo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com.
BACA JUGA
- Dukungan Global untuk Prabowo: Indonesia Diprediksi Jadi Pemimpin Energi Asia
- Cadangan Beras dan Jagung Indonesia Kini Terbesar Sepanjang Sejarah
- Prabowo Tegaskan Swasembada Energi: Tak Mau Lagi Bergantung Impor
- SIAGA 98 Dorong Aparat Tak Gentar Berantas Korupsi, Amanat Reformasi dan Dijamin Prabowo
- Presiden Prabowo Bakal Pecat Pejabat yang Hobi Bikin Regulasi Ribet
Bahkan, Presiden Prabowo menyebut bahwa bangsa Indonesia yang pernah dijajah sampai dengan saat ini masih akan terus diganggu pihak lainnya.
“Karena itu, Saudara-saudara saya sampaikan di mana-mana, kita harus sadar bahwa Indonesia selalu akan diganggu dan sedang diganggu,” ujarnya.
“Kita tidak mau ganggu bangsa lain, tapi bangsa lain mengganggu kita,” lanjutnya.
Hal itu dikarenakan kondisi negara Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang sangat besar dibandingkan negara lainnya.
“Kenapa? Karena kita kaya. Kita punya nikel terbesar di dunia. Kita punya bauksit keenam terbesar di dunia. Kelapa sawit kita terbesar di dunia,” bebernya.
Bahkan, lanjut Presiden Prabowo, dirinya kerap diminta sejumlah negara untuk mengekspor kelapa sawit yang kerap dianggap komoditas sepele.
“Jangan kita anggap enteng kelapa sawit. Kelapa sawit sekarang sudah menjadi komoditas kritis, strategis. Setiap saya ke mana, negara-negara mana, mereka minta, “Yang Mulia, tolong, kelapa sawit Indonesia kalau bisa prioritas kepada kami.” Mesir, Pakistan, India, bahkan Eropa,” ungkapnya.