JAKARTA – Perumda PAM Jaya akan menyusul PT BANK DKI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu, skema besar pun tengah dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Jakarta untuk penguatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) melalui rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan, jajaranya masih mengkaji sejumlah opsi skema pelepasan saham Perumda PAM Jaya. Setidaknya, ada dua opsi yang tengah dipertimbangkan apabila cakupan layanan PAM Jaya berhasil mencapai 100% pada 2029 mendatang, yakni melalui IPO atau menjalin kemitraan strategis (strategic partner).
“Dirut PAM Jaya sudah menyampaikan roadmap tentang IPO kepada kami kemarin, Senin ya kita sudah paham penjelasannya termasuk berbagai hambatan atau tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut,” kata Pramono Anung di Balaikota Jakarta, Selasa (6/5/2025).
BACA JUGA
Menurutnya, Pemprov Jakarta berkomitmen penuh mendorong BUMD agar lebih transparan, efisien, dan akuntabel melalui mekanisme pasar modal. Pramono menegaskan akan mengawal proses IPO PAM Jaya agar segera terealisasi.
“Saya terus terang, kalau saya sudah sampaikan ke publik, pasti saya kejar dan saya akan fasilitasi untuk bisa segera dilakukan,” tegasnya.
Pramono menyampaikan bahwa apabila PAM Jaya memutuskan untuk melantai di bursa dan melepas sekitar 20% saham, potensi dana segar yang bisa diperoleh diperkirakan mencapai hingga Rp8 triliun.
“Kemungkinan kalau di-IPO kan akan dapat dana fresh, kalau melepas 20% ya. Mungkin sekitar Rp6-8 triliun,” tutup Pramono.
Dia juga mengaku bakal mengawal proses IPO PAM Jaya agar segera terealisasi. Sebelumnya, Bank DKI juga berencana IPO.
Sebelumnya, Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32 persen dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar. Dengan rincian sebesar Rp249,26 miliar diberikan kepada Pemprov Jakarta, Rp56 juta diberikan kepada Perumda Pasar Jaya.
