JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto membantah bahwa dirinya sampai dengan saat ini masih tunduk dan patuh atas apapun perintah dari Presiden ke-7 RI Jokowi (Joko Widodo).
Dalam pembukaan rapat paripurna kabinet di Istana pada Senin (5/5), Presiden Prabowo mulanya menyinggung proses transisi pemerintahan terdahulu.
“Alhamdullilah, kabinet kita memerintah dan kita harus berjiwa besar harus objektif, kita bisa lancar begini bisa bagus begini karena transisi pemerintah berjalan dengan lancar dengan baik,” kata Presiden Prabowo dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com.
BACA JUGA
- AS-China Sepakat Akhiri Perang Dagang untuk Sementara
- Tragedi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut: 13 Orang Tewas, Termasuk 4 Prajurit TNI
- Pesan Waisak Presiden Prabowo: Tebarkan Welas Asih dan Kedamaian untuk Semua
- Polri Sebut Mahasiswi ITB Minta Maaf dan Menyesal
- Hari Raya Waisak, Momentum Spiritualitas Umat Buddha Dunia
Prabowo kemudian membahas isu yang menyebut dirinya dikendalikan oleh Jokowi karena kerap berkomunikasi melalui telepon. Dengan tegas Presiden Prabowo pun membantah tuduhan tersebut.
“Saya dibilang apa itu, presiden boneka saya dikendalikan pak Jokowi seolah-olah pak Jokowi tiap malam telfon saya,” tegasnya.
“Saya katakan itu tidak benar,” tandasnya.
Presiden Prabowo pun menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya tersebut selama ini sebatas konsultasi seorang pemimpin dengan para pendahulunya.
“Bahwa kita konsultasi ya itu seorang pemimpin yang bijak. ya konsultasi minta pendapat, minta saran,” ucapnya.
Komunikasi tersebut ditegaskan Presiden Prabowo, dilakukan kepada seluruh Presiden RI terkecuali mereka yang sudah meninggal.
“Beliau (Jokowi) 10 tahun berkuasa, saya minta saya menghadap beliau gak masalah. Saya menghadap pak SBY tidak ada masalah, saya menghadap ibu Mega tidak ada masalah,” bebernya.
“Kalau bisa menghadap Gusdur, kan ndak bisa. menghadap pak Harto, menghadap Bung karno kalau bisa. Minta pandangan minta saran, pak Jokowi berhasil 10 tahun orang suka tidak suka,” tutupnya.