JAKARTA – Beberapa hubungan percintaan terkadang terlihat tidak adil, hal ini terlihat dari beberapa kasus yang memperlihatkan sang wanita yang baik selalu tidak beruntung dalam hubungan percintaan. Atau ada juga kasus sang lelaki yang baik, sabar, perhatian tapi pacarnya atau istrinya galak, suka ngatur, bahkan kelihatan manipulatif.
Lalu kemudian banyak Sobat Holopis yang mikir: “Kok bisa sih? Padahal banyak cewek baik yang tulus, kenapa malah yang toxic yang dipilih?”
Pertanyaan ini wajar banget dan ternyata punya penjelasan dari sisi psikologis dan dinamika hubungan. Yuk, kita bahas bareng-bareng.
Tidak ada Topik serupa pekan ini.
1. Drama Sering Dianggap Sebagai Bukti Cinta
Banyak orang (tanpa sadar) tumbuh dengan pemahaman bahwa cinta itu harus penuh gejolak. Kalau nggak ada marah-marah, nangis-nangis, atau drama, rasanya dingin dan nggak greget. Akhirnya, hubungan yang toxic malah dianggap “lebih hidup” dan penuh gairah.
Padahal, cinta yang sehat justru sering terasa tenang, stabil, dan saling mendukung—tanpa drama yang melelahkan.
2. Cewek Toxic Lebih Agresif dan Mengontrol
Cewek toxic biasanya tahu cara “mengikat” pasangannya. Mereka bisa sangat pintar memanipulasi emosi, membentuk ketergantungan, bahkan bikin cowoknya merasa bersalah kalau mau pergi.
Cowok yang belum punya kesadaran emosional atau harga diri yang cukup, bisa terjebak dalam hubungan ini karena merasa bertanggung jawab atau takut kehilangan.
3. Cewek Baik Sering Terjebak Jadi ‘People Pleaser’
Cewek yang tulus dan baik hati kadang tumbuh dengan kebiasaan untuk menyenangkan orang lain. Mereka terlalu fokus pada perasaan pasangan, sampai lupa menegaskan batasan dan kebutuhan diri sendiri.
Akhirnya, mereka terlihat “terlalu baik”, “terlalu nurut”, atau bahkan membosankan buat pasangan yang sebenarnya belum siap untuk cinta yang dewasa dan sehat.
4. Orang Cenderung Memilih yang Familiar, Bukan yang Sehat
Ini fakta menarik dari psikologi: banyak orang memilih pasangan berdasarkan apa yang familiar, bukan yang baik untuk mereka. Misalnya, seseorang yang tumbuh di keluarga penuh konflik, justru merasa nyaman dengan pasangan yang emosional atau penuh drama—karena itu yang mereka kenal sejak kecil.
Cewek baik yang penuh kasih sayang bisa terasa “asing” atau “nggak nyambung” bagi orang yang belum selesai dengan lukanya sendiri.
5. “Nice Girls” Nggak Selalu Pede
Cewek baik kadang nggak sadar bahwa mereka punya value besar. Mereka nggak banyak drama, nggak menuntut macam-macam, tapi juga nggak tahu cara menampilkan keunikan dan kekuatannya. Sementara cewek toxic biasanya lebih vokal, lebih percaya diri (meski kadang palsu), dan lebih dominan—itu yang menarik perhatian awal.
Jadi, Apa Cewek Baik Harus Berubah Jadi Jahat?
Tentu tidak. Yang perlu diubah bukan hatimu yang tulus, tapi cara kamu melihat dirimu sendiri.
Tulus itu kekuatan, bukan kelemahan. Yang penting adalah belajar untuk:
• Tahu nilai diri kamu
• Pasang batasan yang sehat
• Nggak takut kehilangan orang yang nggak bisa menghargai kamu
• Nggak menoleransi perlakuan buruk demi cinta
Cinta yang layak buat kamu adalah cinta yang menghargai, bukan mengontrol. Kamu nggak harus berubah jadi toxic untuk dicintai—kamu cuma perlu cukup berani untuk mencintai dirimu sendiri lebih dulu.