JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong terbentuknya pola kemitraan dagang baru antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), yang memungkinkan produk garmen asal Indonesia mendapatkan tarif masuk yang sangat rendah, bahkan diharapkan bisa mencapai nol persen.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie atau yang akrab disapa Anin menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini tengah menjajaki peluang kesepakatan dengan National Cotton Council (NCC) AS untuk mewujudkan hal tersebut.
“Kita memikirkan suatu kesepakatan (dengan National Cotton Council atau NCC), di mana kalau kita pakai semacam kapas dari Amerika ketika sudah diolah, dikirim kembali ke Amerika berupa garmen, kita bisa mendapatkan tarif yang serendah mungkin. Syukur-syukur 0 persen,” ujar Anin dalam keterangannya, Sabtu (3/5) yang dikutip Holopis.com.
BACA JUGA
Dalam lawatannya ke Washington, D.C., Anin mengaku telah melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden NCC AS, Robbie Minnich. Ia mengatakan telah meminta NCC untuk mempertimbangkan skema tersebut dan mendorong pemerintah AS, khususnya U.S. Trade Representative (USTR), agar turut serta mendukungnya.
“Seperti kita dengan pemerintah punya relasi yang sangat bagus, supaya perusahaan garmen kita bisa lebih kompetitif ke depannya,” katanya.
Meski menyadari adanya tantangan dalam merealisasikan gagasan tersebut, terutama karena kapas dari AS juga bersaing dengan pasokan dari negara lain seperti China dan Brasil, Anin tetap optimistis peluang kerja sama bisa terwujud.
“Saya rasa meeting-nya sangat baik. Ini pertemuan yang berdampingan dengan pemerintah dan berfokus kepada kebijakan tarif, yang kami yakin pasti ada solusinya,” kata Anin.
Ia menambahkan bahwa ekspor Indonesia saat ini mencapai sekitar 2 miliar dolar AS per bulan. Dengan kerja sama dagang yang lebih seimbang, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekspor berbagai produk, seperti garmen, alas kaki, dan barang-barang elektronik.
“Kami juga ingin memastikan bahwa kalau nanti kapasnya dari Amerika (Serikat), mereka bisa membantu kita memastikan garmen kita tarifnya mendekati nol. Jadi kita bisa lebih kompetitif sehingga barangnya laku di Amerika,” kata Anin.
Menurutnya, skema ini tidak hanya penting bagi pelaku usaha, tetapi juga memiliki dampak luas bagi sektor ketenagakerjaan.
“Ini tentu akan membawa banyak sekali manfaat bagi seluruh perusahaan, pengusaha, dan juga pekerja di bidang tekstil dan garmen Indonesia yang jumlahnya sangat-sangat banyak, jutaan orang,” ujar Anin.