JAKARTA — Bank Indonesia (BI) mencermati adanya peningkatan inflasi inti pada April 2025 yang dipicu oleh naiknya harga komoditas global. Inflasi inti bulan ini tercatat sebesar 0,31 persen secara bulanan (mtm), meningkat dari 0,24 persen pada bulan sebelumnya.
Secara tahunan, inflasi inti berada di angka 2,50 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan Maret 2025 yang sebesar 2,48 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menyebut, kenaikan ini masih dalam level yang terkendali, namun tetap menjadi perhatian khusus mengingat komoditas global seperti emas menunjukkan tren harga naik.
Tidak ada Topik serupa pekan ini.
“Realisasi inflasi inti pada April 2025 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan mobil,” ujar Ramdan dalam keterangan resminya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (2/5).
Kondisi ini terjadi di tengah ekspektasi inflasi yang tetap stabil. Namun demikian, tekanan dari sisi eksternal, terutama harga barang konsumsi jangka panjang seperti kendaraan, masih menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kestabilan inflasi.
Di sisi lain, kelompok administered prices juga turut menyumbang inflasi. Pada April 2025, kelompok ini mencatat inflasi sebesar 5,21 persen (mtm), walaupun lebih rendah dibanding Maret yang mencapai 6,53 persen.
“Inflasi kelompok administered prices terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik, seiring berakhirnya implementasi kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang listrik sampai dengan daya 2.200 VA,” jelas Ramdan.
Kenaikan tarif listrik setelah berakhirnya masa insentif tersebut memberikan dampak langsung terhadap biaya hidup masyarakat. Secara tahunan, kelompok harga yang diatur pemerintah ini mencatat inflasi 1,25 persen (yoy), meningkat drastis dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 3,16 persen (yoy).
Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus menjaga inflasi inti dan administered agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi nasional, melalui kebijakan moneter yang hati-hati dan responsif terhadap dinamika global.