JAKARTA – Momen tak biasa terjadi di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, Jumat (2/5), saat Presiden Prabowo Subianto duduk di antara anak-anak sekolah dasar, menyaksikan langsung proses pembelajaran dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Di tengah deretan bangku kecil, Prabowo menyimak penuh perhatian saat siswa dan guru memanfaatkan Smart TV interaktif yang disediakan pemerintah. Kehadirannya bukan hanya simbolis—Presiden ingin melihat langsung dampak nyata dari program digitalisasi pendidikan yang mulai diterapkan di berbagai daerah.
“Ini baru awal. Kita ingin semua sekolah bisa punya fasilitas digital seperti ini. Kita akan terus tambah,” kata Prabowo dalam sambutannya di kelas, seraya menunjuk layar TV pintar yang sedang menayangkan materi pelajaran.
BACA JUGA
- Pesan Waisak Presiden Prabowo: Tebarkan Welas Asih dan Kedamaian untuk Semua
- Polri Sebut Mahasiswi ITB Minta Maaf dan Menyesal
- Bukan Asal Comot! Prabowo Minta Pimpinan BUMN Dipilih Berdasarkan Kualitas
- Sosok Nila, Gadis Belia yang Terpilih Jadi Peserta Sekolah Rakyat Presiden Prabowo
- Prabowo : Indonesia Sesungguhnya Tidak Perlu Impor BBM
Smart TV yang digunakan merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), salah satu inisiatif percepatan transformasi pendidikan berbasis teknologi. Prabowo menegaskan bahwa program ini bukan hanya sekadar mengganti papan tulis dengan layar digital, tetapi mendorong perubahan cara belajar yang lebih interaktif, inklusif, dan relevan dengan zaman.
Pak Damu, salah satu guru kelas 6 di sekolah tersebut, mengungkapkan antusiasme para siswa sejak hadirnya perangkat ini.
“Anak-anak sekarang lebih tertarik pada media digital. TV interaktif ini memudahkan kami mengajar dan membuat siswa lebih fokus. Materinya juga lengkap dari kelas 1 sampai 6,” ujarnya.
Kehadiran Prabowo yang langsung terlibat dalam suasana kelas memberikan kesan mendalam. Para guru dan murid menyambut dengan antusias, menyadari bahwa perubahan besar dalam pendidikan kini dimulai dari ruang kelas mereka sendiri.
Dengan langkah ini, pemerintah menunjukkan bahwa revolusi pendidikan tidak lagi menunggu masa depan—ia sudah dimulai, di sini dan sekarang.