JAKARTA – Ada banyak mitos dan stigma negatif berseliweran menyoal kesehatan reproduksi perempuan, baik itu tentang haid, kontrasepsi, kehamilan juga lainnya. Biasanya hal ini dikarenakan perasaan enggan atau tabu membicarakannya dengan orang lain, juga kurangnya informasi.
Mitos umumnya mudah dipercaya karena seseorang kekurangan informasi yang benar mengenai sebuah fakta. Dan salah satu hal yang kerap dikelilingi mitos adalah masalah kesehatan reproduksi perempuan.
Contohnya saja, wanita yang haid pertamanya di usia remaja berisiko mengalami menopause dini, wanita yang kerap mengalami nyeri haid akan sulit punya anak, pil KB cenderung bikin badan ibu mudah gemuk, dan masih banyak lagi. Padahal faktanya tidak demikian.
BACA JUGA
- Gejala-gejala Kanker Prostat yang Diderita Joe Biden
- Kangen Mayonnaise Tapi Lagi Diet? Ini Pilihan Topping yang Bisa Jadi Alternatif
- Waspada! Penggunaan Gawai Sebelum Tidur Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Ini Penjelasan Dokter
- Langkah Nyata untuk Cegah dan Kendalian Hipertensi Sebelum Terlambat
- Lapar Tengah Malam? Ini 4 Makanan yang Harus Dihindari Agar Tetap Langsing
Di sisi lain, masih banyak perempuan yang merasa tabu membahas soal kesehatan reproduksi. Ditambah lagi, keengganan mereka untuk mencari informasi yang benar langsung ke tenaga kesehatan. Alhasil, stigma negatif dan mitos seputar kesehatan reproduksi perempuan terus ‘tumbuh’ subur dari generasi ke generasi.
Kalaupun ada yang memeriksakan kondisinya ke tenaga medis, biasanya kondisinya sudah terlanjur parah.
“Banyak perempuan yang menganggap wajar nyeri haid berlebihan tanpa tahu bahwa itu bisa menjadi gejala endometriosis atau PMB yang berpotensi serius,” kata dr. Boy Abidin, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dalam sesi wawancara beberapa waktu lalu.
Dr. Boy sangat menekankan agar para wanita sungguh-sungguh memiliki pemahaman dasar mengenai pentingnya kesehatan reproduksi. Hal ini tidak hanya untuk membentengi diri mereka dari mitos, tapi juga keterlambatan diagnosis.
Misalnya saja, ada anak remaja yang mengalami nyeri haid berlebih atau pendarahan menstruasi berat (PMB). Ada baiknya orangtua atau orang dewasa yang merawat mereka juga sadar bahwa si anak berada dalam kondisi serius.
PMB bisa menyebabkan anemia, loh. Kondisi ini, menurut Bayer, kerap dialami oleh 1 dari 3 perempuan Indonesia. Umumnya pendarahan menstruasi yang dialami berlangsung lebih dari tujuh hari. Jika terlambat didiagnosis, dikhawatirkan mengacu pada endometriosis.
Endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang menyerupai lapisan rahim (endometrium) ditemukan di luar rahim dan membentuk lesi endometriotik yang yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Kondisi ini merupakan kondisi kronis dan progresif, dan memengaruhi sekitar 1 dari 9 perempuan usia produktif (secara global).
Seperti yang sudah dikatakan dr. Boy sebelumnya, diagnosis penyakit ini sering kali terlambat karena minimnya kesadaran dan pengetahuan si pasien. Oleh karena itu, ia menekankan agar masyarakat, khususnya perempuan, untuk memperkaya diri mereka dengan informasi akurat mengenai kesehatan reproduksi.
Di era digital yang semakin canggih saat ini, sepertinya tidak sulit bagi kita untuk mendapatkan informasi apapun. Melalui internet, informasi mengenai kesehatan reproduksi bisa didapat dengan mudah, entah itu melalui jurnal kesehatan dalam dan luar negeri, juga situs yang aktif bicara tentang kesehatan perempuan, salah satunya dari bicaraperempuan.com.
Harapannya, melalui situs-situs ini, semakin banyak lagi perempuan yang paham bagaimana menjaga tubuhnya, terutama bagian reproduksi. Dan satu lagi, tidak mudah percaya dengan mitos!
“Saya berharap tidak ada lagi perempuan yang kesulitan untuk mencari informasi terkait kesehatan reproduksi, sehingga hal ini dapat membantu mereka pada saat berkonsultasi dengan dokter,” ujar Founder Komunitas Endometriosis Indonesia Wenny Aurelia.
“Peluncuran situs ini menjadi langkah nyata kami dalam memberikan informasi yang dibutuhkan perempuan Indonesia agar dapat mengambil keputusan kesehatan secara mandiri dan bijak,” terang Riaz Buksh, Country Divison Head Bayer Pharmaceuticals Indonesia, Malaysia dan Singapura.
Yuk, manfaatkan situs-situs ini dengan tidak lagi tabu membicarakan masalah kesehatan reproduksi Anda.