JAKARTA – Israel bersikeras bahwa pelucutan senjata Hamas menjadi prasyarat bagi penerimaannya terhadap usulan gencatan senjata enam bulan di Gaza yang diajukan oleh Mesir, menurut sejumlah sumber Mesir yang mengetahui dengan baik situasi tersebut kepada Xinhua pada Selasa (29/4).
Menurut sumber tersebut, tanggapan Israel disampaikan oleh delegasi keamanan Israel yang dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pejabat Mesir pada Senin (28/4) di Kairo.
Surat kabar Israel, Israel Hayom, mengutip dari seorang sumber diplomatik Israel, bahwa laporan media asing yang mengklaim adanya ‘terobosan signifikan’ dalam perundingan gencatan senjata di Gaza sebagai ‘tidak akurat.’
BACA JUGA
- Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Israel Malah Lanjut Perluas Serangan
- Israel Izinkan Bantuan Dikirim ke Gaza, Tapi…
- Pemilik Brand Es Krim Ben & Jerry’s Ingin Lanjutkan Perjuangan Bela Rakyat Palestina
- 500.000 Warga London Turun ke Jalan, Tuntut Gencatan Senjata di Palestina
- Israel Blokade 71 Persen Wilayah Jalur Gaza dan Bikin Warga Makin Sengsara
“Israel terus-menerus dan tanpa lelah bekerja sama dengan pihak Amerika dan para mediator untuk mendorong kesepakatan pembebasan sandera kami, tetapi hingga kini belum ada kesepakatan yang dicapai,” ujar sumber diplomatik tersebut, dikutip Holopis.com, Rabu (30/4).
Inisiatif Mesir mencakup penghentian permusuhan selama enam bulan, pembebasan setengah dari sandera Israel yang saat ini ditahan di Gaza, pembukaan pelintasan perbatasan Rafah, serta masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, kata sumber itu.
Mereka juga mengungkapkan bahwa pihak Mesir akan mengadakan pertemuan dengan Hamas pekan depan untuk membahas tanggapan Israel.
Menjelang kunjungannya ke Mesir, Dermer menegaskan kembali komitmen Israel untuk melucuti senjata Hamas, mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, dan memastikan tidak ada lagi ancaman terhadap Israel dari wilayah kantung tersebut.
Delegasi Hamas yang dipimpin oleh pemimpin senior Khalil al-Hayya di Kairo, pada Sabtu (26/4), menyetujui untuk membebaskan seluruh sandera Israel dengan imbalan gencatan senjata selama lima tahun, menurut seorang sumber keamanan Mesir kepada Xinhua.
Menurut kantor penyiaran milik negara Israel, Kan TV News, Israel menolak usulan tersebut. Israel menghentikan masuknya pasokan bantuan ke Gaza pada 2 Maret, setelah berakhirnya fase pertama gencatan senjata selama enam pekan dengan Hamas yang dimulai pada 19 Januari. Israel mengklaim penghentian tersebut disebabkan oleh penolakan Hamas terhadap tawaran perpanjangan fase pertama.
Pasukan Israel kemudian melanjutkan serangan ke seluruh wilayah Gaza pada 18 Maret, yang secara efektif mengakhiri kesepakatan gencatan senjata bertahap itu. Negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, telah berlangsung selama beberapa pekan, dengan tujuan mengakhiri konflik berkepanjangan di Gaza yang meletus pada Oktober 2023.