JAKARTA – KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut) Laksamana Muhammad Ali mengeluhkan tunggakan yang dimiliki instansinya kepada Pertamina yang nilainya mencapai triliunan rupiah.
Hal itu disampaikan Muhammad Ali saat mengikuti rapat dengar pendapat di Komisi I DPR RI pada Senin (28/4) kemarin.
Tunggakan tersebut menurut Muhammad Ali, dikarenakan tingginya biaya operasional kapal milik TNI AL yang terus membengkak sampai dengan saat ini.
BACA JUGA
- Tiba di Government House Thailand, Presiden Prabowo Disambutan PM Thailand
- Paus Leo XIV Resmi Kenakan Cincin Nelayan
- Stok Pangan Dijamin Aman Hingga Akhir Tahun
- Budi Arie Diduga Terima Jatah 50 Persen dari Website Judi Online yang Diamankan
- Menkes Sebut Orang Gaji Rp 5 Juta Enggak Sehat dan Enggak Pintar
“Untuk bahan bakar memang ini masih kalau kita berpikir masih sangat terbatas, kemarin ada tunggakan itu bahan bakar Rp 2,25 T dan saat ini kita sudah dikenakan harus membayar utang lagi Rp 3,2 T. Itu sebenarnya tunggakan,” kata Ali dalam pernyataannya yang dikutip Holopis.com.
Ali mengeluh bahwa hutang tersebut sangat mengganggu operasional TNI AL. Terlebih, penggunaan BBM untuk TNI AL masih dikenakan harga seperti industri-industri.
Maka, dia mengusulkan agar BBM kebutuhan kapal TNI AL diberi subsidi.
“Beda dengan Polri perlakuannya. Nah ini mungkin perlu disamakan nanti,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Muhammad Ali juga berharap agar hutang-hutang yang ada sebelumnya kepada Pertamina diputihkan.
“Jadi ini mengganggu sekali, mengganggu kegiatan operasional dan harapannya sebenarnya ini bisa ditiadakan untuk masalah bahan bakar, diputihkan,” tuturnya.
Ali kemudian menyampaikan harapan agar kebijakan bahan bakar dapat diatur oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan).
“Kemudian nanti mungkin diatur oleh Kemhan untuk masalah masalah bahan bakar, terpusat oleh Kemhan, harapannya seperti itu,” pintanya.
Ali menuturkan penggunaan bahan bakar dinilai sangat penting untuk Angkatan Laut. Sebab, menurut dia, bahan bakar digunakan untuk kapal-kapal yang ada agar tetap dalam kondisi baik.
“Memang yang menggunakan bahan bakar terbesar pasti Angkatan Laut karena kapal kita ini walaupun diam saja tidak bergerak, tapi dieselnya tetap hidup, dan untuk menghidupkan air condition, AC karena kalau AC dimatikan peralatan elektronik akan rusak di dalamnya, itu bahayanya,” jelasnya.