HolopisRagamMentan Tegaskan Penyuluh Pertanian Jadi Pilar Utama Ketahanan Pangan Nasional

Mentan Tegaskan Penyuluh Pertanian Jadi Pilar Utama Ketahanan Pangan Nasional

JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, secara resmi membuka Koordinasi Nasional (Kornas) Penyuluh Pertanian se-Indonesia yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Sabtu (26/4).

Dalam acara tersebut, Mentan menegaskan peran strategis penyuluh pertanian sebagai pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

“Selamat datang di Kementerian Pertanian, Saudaraku, sahabatku semua. Tanpa PPL, tidak mungkin kita mencapai lompatan seperti yang terjadi hari ini,” kata Mentan Amran saat membuka acara yang dihadiri oleh ribuan penyuluh dari seluruh Indonesia, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (27/4).

Amran memberikan apresiasi tinggi kepada para penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang selama ini menjadi ujung tombak dalam pencapaian kedaulatan pangan Indonesia.

“Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada seluruh Kepala Dinas Indonesia, terutama yang hadir, PPL seluruh Indonesia, Pangdam, Dandrem, Kapolda, Kapolres, serta seluruh pihak lainnya yang terlibat BUMN, PIHC, dan Bulog,” ujar Amran.

Mentan menjelaskan bahwa peningkatan stok beras yang signifikan saat ini tercatat hampir mencapai 3,18 juta ton merupakan hasil kerja keras kolektif.

“Capaian kita saat ini, khususnya stok, hampir 3.180.000 ton per hari ini. Itu tertinggi selama 23 tahun. Bahkan bisa jadi itu selama merdeka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Amran mengungkapkan bahwa peningkatan produksi beras nasional pada periode Januari – April 2025 mencapai 50 – 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka ini tidak terlepas dari kebijakan strategis Presiden Republik Indonesia, yang menerbitkan empat Instruksi Presiden (Inpres) dan Peraturan Presiden (Perpres) untuk memperkuat sektor pangan pada 100 hari pertama pemerintahan.

“Ini mempermudah petani kita untuk mengakses sarana produksi, khususnya pupuk. Jumlahnya pun ditambah, kemudian regulasinya disederhanakan. Dan itu berdampak pada produksi,” tambah Amran.

Selain itu, Mentan juga menyoroti peran penting penyuluh pertanian dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang mempengaruhi produktivitas pertanian di banyak negara.

Ia menyebutkan bahwa sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, dan Jepang, kini tengah menghadapi krisis pangan akibat penurunan produksi.

“Di saat ini kita surplus, itu kebanggaan kita. Negara sahabat, negara tetangga Malaysia, Filipina, dan Jepang kesulitan pangan, dan mereka mulai belajar ke Indonesia,” ujarnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menambahkan, bahwa penyuluh pertanian memainkan peran vital dalam percepatan swasembada pangan.

“Peran penyuluh sangat vital dalam swasembada pangan sehingga perlu penguatan komitmen agar satu irama dan satu komando,” kata Idha.

Idha juga menyampaikan bahwa acara Kornas ini dihadiri oleh lebih dari 5.000 orang secara offline dan 32.000 orang secara online melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia.

Dalam acara tersebut, para penyuluh diharapkan fokus pada pengawalan percepatan luas tambah tanam (LTT), peningkatan Indeks Pertanaman (IP), serta produktivitas padi.

“Tujuan tersebut harus menjadi acuan dalam pergerakan di lapangan terutama mendampingi petani agar lebih sejahtera,” tutup Idha.

WhasApp Channel

Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

Berita Terbaru

Berita Terkait