JAKARTA – Isu mengenai HIV kembali mencuat di tengah masyarakat menyusul beredarnya rumor yang menyeret nama selebritas Paula Verhoeven.
Terlepas dari kebenaran gosip tersebut, penting untuk mengedepankan edukasi yang benar dan ilmiah mengenai HIV, termasuk pengobatan yang tersedia serta kemungkinan penderita HIV untuk tetap menjalani hidup sehat dan bahkan membangun keluarga.
Apa Itu HIV?
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4 (atau sel T). Sel ini berperan penting dalam membantu tubuh melawan infeksi. Seiring waktu, HIV yang tidak ditangani dapat menurunkan jumlah sel CD4 secara drastis, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi oportunistik dan jenis kanker tertentu. Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu kondisi lanjutan di mana sistem imun benar-benar rusak dan tidak mampu melindungi tubuh dari infeksi berat.
BACA JUGA
- Gejala-gejala Kanker Prostat yang Diderita Joe Biden
- Kangen Mayonnaise Tapi Lagi Diet? Ini Pilihan Topping yang Bisa Jadi Alternatif
- Waspada! Penggunaan Gawai Sebelum Tidur Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak, Ini Penjelasan Dokter
- Langkah Nyata untuk Cegah dan Kendalian Hipertensi Sebelum Terlambat
- Lapar Tengah Malam? Ini 4 Makanan yang Harus Dihindari Agar Tetap Langsing
Hingga kini, belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan HIV secara permanen. Namun, kemajuan ilmu kedokteran telah menghadirkan terapi antiretroviral (ARV), yang terbukti sangat efektif dalam mengendalikan infeksi HIV. ARV bekerja dengan menghambat replikasi virus di dalam tubuh, menjaga kadar virus tetap rendah, dan membantu mempertahankan fungsi kekebalan tubuh.
Terapi ini tidak hanya meningkatkan harapan hidup, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup penderita. Dengan pengobatan ARV yang konsisten, banyak ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) yang mampu menjalani hidup sehat, bekerja, berkeluarga, dan berkontribusi penuh dalam masyarakat.
Selain berfungsi sebagai pengobatan, ARV juga terbukti efektif dalam mencegah penularan HIV. Sebuah studi besar yang dipublikasikan dalam jurnal Science pada 2011 (HPTN 052) menunjukkan bahwa penggunaan ARV secara konsisten dapat menurunkan risiko penularan HIV hingga 96 persen.
Bisakah ODHA Memiliki Anak?
Salah satu pertanyaan yang kerap muncul terkait HIV adalah apakah ODHA bisa memiliki anak. Jawabannya, secara medis, adalah bisa.
Dengan pengobatan ARV yang konsisten, kadar virus HIV dalam tubuh bisa ditekan hingga tidak terdeteksi. Dalam kondisi ini, kemungkinan penularan virus dari ibu ke bayi sangat rendah. Program pencegahan penularan dari ibu ke anak (PMTCT atau PPIA) telah diterapkan di banyak negara dan terbukti efektif dalam melahirkan bayi yang sehat dari ibu yang hidup dengan HIV.
Bagi ODHA perempuan, protokol medis mencakup pengobatan ARV selama kehamilan, persalinan yang aman, serta pemberian obat profilaksis kepada bayi. Dalam banyak kasus, ibu dengan HIV berhasil melahirkan anak tanpa terinfeksi HIV.
Sementara itu, bagi pria dengan HIV yang ingin memiliki anak dengan pasangan negatif, tersedia prosedur medis seperti sperm washing atau pencucian sperma, yang memungkinkan proses pembuahan tanpa risiko penularan. Dalam situasi di mana pria dengan HIV menjalani pengobatan ARV secara teratur dan memiliki viral load yang tidak terdeteksi, peluang penularan kepada pasangan juga sangat rendah.
Upaya Pengendalian di Indonesia
Dilansir dari situs Scora (Sexual & Reproductive Health and Rights Including HIV & AIDS), di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan berbagai pedoman penanganan HIV, termasuk “Pedoman Nasional Pengobatan Antiretroviral” yang memuat standar layanan dan protokol pengobatan HIV. Layanan konseling, tes HIV, serta pengobatan ARV tersedia di berbagai fasilitas kesehatan untuk memastikan bahwa ODHA mendapatkan penanganan yang optimal.
Berbagai upaya ini bertujuan menurunkan angka kematian akibat HIV, mengurangi penularan, dan memastikan bahwa masyarakat mendapatkan edukasi yang tepat tentang HIV dan AIDS. Dengan pemahaman yang benar, stigma dan diskriminasi terhadap ODHA juga diharapkan dapat terus ditekan.
HIV bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan HIV sepenuhnya, pengobatan ARV telah mengubah arah hidup banyak ODHA menjadi lebih baik.
Mereka tetap bisa hidup sehat, aktif, dan membangun keluarga seperti orang lain. Yang dibutuhkan adalah penanganan yang tepat, edukasi yang benar, dan lingkungan yang mendukung tanpa stigma.