JAKARTA – Setiap tanggal 25 April, dunia memperingati Hari Malaria Sedunia atau World Malaria Day (WMD) sebagai salah satu bentuk keprihatinan dan kesadaran global terhadap penyakit yang telah merenggut jutaan nyawa sepanjang sejarah. Meski kini malaria bisa dicegah dan diobati, ancaman penyakit ini masih nyata, terutama di negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis yang menjadi habitat alami nyamuk pembawa malaria.
Hari ini bukan hanya menjadi pengingat tentang dampak malaria, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendorong aksi bersama di seluruh dunia, mulai dari komunitas lokal hingga lembaga internasional untuk terus melawan penyakit ini. WMD menjadi simbol solidaritas global dalam mengatasi tantangan kesehatan yang masih membebani jutaan orang, khususnya anak-anak dan keluarga di Afrika Sub-Sahara yang paling terdampak.
Asal Usul Hari Malaria Sedunia
Hari Malaria Sedunia dicanangkan secara resmi pada Mei 2007 oleh Sidang Kesehatan Dunia ke-60, yang merupakan badan pengambilan keputusan utama dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, sejarahnya berakar dari peringatan Africa Malaria Day yang telah dimulai sejak tahun 2001, sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Abuja yang ditandatangani oleh 44 negara endemik malaria pada KTT Afrika tentang Malaria tahun 2000.
BACA JUGA
- HUT ke-45 Perpusnas, 17 Mei 2025 : Ini Tema hingga Sejarah Singkatnya
- Sejarah Hari Komunikasi Internasional, Momentum Penting Dunia Informasi Global
- Hari Hipertensi Sedunia, Pentingnya Paham Tekanan Darah Sendiri
- Ini Alasan Hari Perawat Internasional Penting untuk Dirayakan
- Hari Perawat Internasional : Peran, Sejarah, dan Tema 2025
Perubahan dari Africa Malaria Day menjadi World Malaria Day menunjukkan bahwa malaria bukan hanya masalah Afrika, tetapi isu global yang memerlukan perhatian dan kolaborasi lintas negara. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk memperluas edukasi tentang malaria, serta menguatkan pelaksanaan strategi nasional dan kegiatan komunitas dalam pencegahan dan pengobatan malaria di wilayah endemik.
Perkembangan dan Dampak Global
Menurut laporan WHO, pada tahun 2015 terdapat sekitar 429.000 kematian akibat malaria dan 212 juta kasus baru yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebelumnya, pada tahun 2012, malaria menyebabkan sekitar 627.000 kematian, dengan mayoritas korban adalah anak-anak di benua Afrika. Hingga kini, sekitar 3,3 miliar orang di 106 negara masih hidup dalam risiko tertular malaria.
Meskipun angka ini mengkhawatirkan, tren penurunan terus terjadi. Antara tahun 2010 hingga 2015, jumlah kasus baru malaria turun 21% secara global, sementara angka kematian turun 29%. Di Afrika Sub-Sahara, penurunan bahkan lebih signifikan, dengan insiden kasus turun 21% dan angka kematian turun 31%. Ini adalah bukti nyata dari efektivitas kampanye, peningkatan akses terhadap pengobatan, serta penggunaan alat pencegahan seperti kelambu berinsektisida.
Tema Hari Malaria Sedunia 2025
Untuk tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Malaria Ends with Us: Reinvest, Reimagine, Reignite” atau “Malaria Berakhir Bersama Kita: Investasi Ulang, Membayangkan Ulang, Menyalakan Kembali Semangat.”
Tema ini menekankan pentingnya investasi ulang, membayangkan ulang pendekatan pencegahan, serta menyalakan kembali semangat kolektif dalam memerangi malaria.