JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai bahwa narasi matahari kembar yang tengah digaungkan oleh sejumlah kalangan sebenarnya adalah bagian dari upaya propaganda, untuk mengacaukan hubungan baik antara Presiden Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi).
“Itu agenda propaganda. Karena mereka ingin membenturkan antara Pak Prabowo dengan Pak Jokowi,” kata Habib Syakur Ali Mahdi kepada Holopis.com, Rabu (23/4/2025).
Hal ini dia sampaikan karena mengingat saat ini ada gejolak yang muncul di kalangan kelompok anti Jokowi, salah satunya adalah TPUA (Tim Pembela Ulama dan Aktivis) yang terus melakukan upaya gangguan kepada Jokowi, termasuk setelah purna tugas sebagai Presiden.
BACA JUGA
- Prabowo Perkuat Kerja Sama Bilateral Indonesia-Thailand
- Wamenaker: Pemerintah Konsisten Dukung Perjuangan Ojol
- Tiba di Government House Thailand, Presiden Prabowo Disambutan PM Thailand
- Anak Diaspora Sapa Prabowo di Bangkok: “Semoga Pendidikan Indonesia Lebih Baik”
- Muzani Ajak Kader Gerindra Jawa Tengah Jaga Kepercayaan Rakyat
Karena dengan mengganggu Jokowi, Habib Syakur menilai situasi tersebut akan bisa mengakibatkan turbulensi politik nasional, karena saat ini putra kandung Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka merupakan Wakil Presiden.
“Target utamanya sebenarnya bukan Pak Jokowi ya, tapi Mas Gibran. Karena Mas Gibran akan terpancing jika bapaknya terus-terusan diganggu dengan hal-hal yang kontraproduktif. Itu alamiah,” ujarnya.
Namun demikian, isu matahari kembar dimunculkan setelah dirasa Jokowi mulai terpancing dengan isu dugaan ijazah paslu. Di mana saat ini mantan Presiden RI ke 7 tersebut tengah mempersiapkan serangan balik dengan sejumlah tim kuasa hukumnya.
“Saya kira Pak Jokowi terpancing, harga dirinya terus diinjak sehingga coba menempuh jalur hukum. Ini bagus. Tapi akhirnya narasi baru muncul yakni matahari kembar. Dan ini sistemik serangannya sih,” tutur Habib Syakur.
Hanya saja dalam pandangannya sejauh ini, narasi matahari kembar dianggap tidak cukup berhasil untuk mempengaruhi Presiden Prabowo Subianto. Bahkan hubungan baik antara Prabowo dengan Jokowi menurut Habib Syakur masih cukup baik.
“Kan yang berkawan Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Komunikasi mereka fine-fine saja, waktu lebaran kemarin Mas Didit ke Solo. Saya kira narasi pecah belah begini sih bakal buntu lah,” tukasnya.