JAKARTA – Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman Hans Grundberg pada Minggu (20/4) menyuarakan kekhawatiran yang mendalam atas serangan udara Amerika Serikat (AS) baru-baru ini di dalam dan sekitar pelabuhan bahan bakar Ras Isa di sebelah barat laut Hodeidah, sebuah kota di Laut Merah di Yaman.
“Senada dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen PBB Antonio Guterres), saya sangat khawatir terkait dampak serangan udara AS di dalam dan sekitar pelabuhan Ras Isa terhadap warga sipil, terutama pengemudi truk dan pekerja pelabuhan, serta infrastruktur sipil,” tulis Grundberg di platform media sosial X, dikutip Holopis.com, Senin (21/4).
Ia menekankan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Houthi dan AS bisa mengakibatkan risiko menairk Yaman kea rah konflik regional.”
BACA JUGA
- Joe Biden Kena Kanker Prostat Ganas, Sudah Sampai ke Tulang
- Rupiah Dibuka Melemah Awal Pekan Ini, Intip Biang Keroknya
- Kadin Yakin RI Bisa Jadi Juru Kunci Perdamaian Dagang AS-China
- Warga Palestina Kecewa dengan Pidato Trump yang Dinilai Tak Berperikemanusiaan
- Nasaruddin Umar Terima Gelar Doctor of Divinity dari Hartford International University
“Siklus serangan di Laut Merah yang dilancarkan oleh Houthi dan AS membahayakan upaya perdamaian dan berisiko semakin menarik Yaman ke dalam konflik regional,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia menyerukan agar semua pihak menahan diri, melakukan deeskalasi, serta melindungi warga dan infrastruktur sipil sesuai dengan hukum internasional. Ia kemudian dengan tegas mengatakan bahwa harus ada jaminan untuk memastikan Laut Merah tidak menjadi arena konflik yang berkepanjangan.
“Serangan di Laut Merah harus dihentikan dengan jaminan kredibel yang melindunginya agar tidak menjadi arena konflik yang berkepanjangan, yang esensial untuk mencegah Yaman semakin menjauh dari perdamaian dan demi keamanan global,” urainya.
Sebagai informasi Sobat Holopis, dalam gempuran paling mematikan sejak serangan udara AS yang kembali dilakukan pada pertengahan Maret, militer AS melancarkan serangkaian serangan pada Kamis (17/4) malam waktu setempat yang menargetkan dan menghancurkan pelabuhan bahan bakar Ras Isa yang dikuasai oleh Houthi dan tangki-tangki beton yang menyimpan bahan bakar impor.
Menurut informasi terbaru dari otoritas kesehatan yang dikelola Houthi pada Sabtu (19/4) pagi waktu setempat, sedikitnya 80 orang tewas sementara 150 lainnya mengalami luka-luka.
Beberapa korban adalah sejumlah pekerja pelabuhan dan lima paramedis, yang dilaporkan tewas dalam gelombang kedua serangan udara itu saat mereka tiba menggunakan ambulans untuk membantu para korban luka.
Pada Sabtu pagi, Mohammed Ali al-Houthi, ketua Komite Revolusi Houthi, bertekad untuk membalas serangan udara yang kembali dilancarkan AS tersebut. Kelompok itu menyampaikan pada hari yang sama bahwa pihaknya telah menembak jatuh dua drone MQ-9 buatan AS dalam 24 jam terakhir.