JAKARTA – Tagar Indonesia gelap (#IndonesiaGelap) beberapa waktu lalu sempat menghiasi wajah sosial media di Indonesia. Munculnya tagar tersebut tak lepas dari kondisi Indonesia yang menurut sebagian pengamat terbilang cukup suram.
Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) SI, Heriyanto menyampaikan, bahwa kondisi Indonesia terutama dari sisi perekonomian terbilang tidak baik-baik saja. Sejumlah indikator ekonomi, seperti kurs mata uang Rupiah menunjukkan adanya pelemahan.
Hal itu sebagaimana disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk ‘Dilema Sektor Ekonomi Di Balik Tagar lndonesia Gelap’, yang digelar di Aula STEI SEBI Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (19/4).
“Indonesia gelap ini bukan hanya tagar semata, melainkan suara anak muda. Di belakang tagar Indonesia Gelap ini terdapat berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia,” ungkapnya, seperti dikutip Holopis.com.
Untuk itu, ia berharap kepada seluruh mahasiswa di Tanah Air, tanpa terkecuali, untuk menjadi cahaya terang bagi Indonesia yang sedang gelap ini. Menurutnya, pemikiran kritis para generasi bangsa dibutuhkan untuk menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
“Habis gelap terbitlah terang. Bagi saya ini sebuah bentuk optimisme, krena setelah tagar Indonesia gelap, muncul cahaya yang bersinar terang. cahaya ini adalah perlawanan-perlawanan dan inovasi kita sebagai mahasiswa untuk menerangi kebijakan-kebijakan yang gelap,” tuturnya.
Dia lantas menyebut, bahwa akar permasalahan yang tengah dihadapi Indonesia saat ini tak lain adalah kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat. Sebab dewasa ini, kebijakan pemerintah lebih mengarah pada pembangunan infrastruktur yang tidak berdampak langsung terhadap rakyat.
“Di jaman (Presiden) Soeharto, kebijakan pemerintah jor-joran menanam padi sebanyak-banyaknya untuk mewujudkan ketahanan pangan. Namun saat ini, pemerintah lebih memilih untuk membangun infrastruktur yang mungkin tidak terlalu berguna bagi masyarakat,” ucapnya.
Dia pun berharap, agar insan mahasiswa terus kritis, harus menjadi insan yang mandiri, serta insan yang menanamkan niat dan rasanya untuk berpihak kepada rakyat. Karena bagaimana pun, anak muda adalah generasi penerus bangsa.
“Ketika anak muda ini berpihak kepada rakyat, maka tindakan-tindakan yang dilakukan tentu akan mengutamakan kepentingan rakyat,” pungkasnya.