JAKARTA – Isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) kembali mengguncang dunia hiburan tanah air. Kali ini, sorotan tajam mengarah ke Oriental Circus Indonesia, yang diduga memperlakukan para pekerjanya secara tidak manusiawi, sebuah ironi yang mencoreng gemerlap dunia pertunjukan.
Pernyataan keras datang dari Kawendra Lukistian, Anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum DPP GEKRAFS (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional). Ia menekankan bahwa hak-hak dasar pekerja tidak boleh dikorbankan demi keuntungan atau kemewahan panggung hiburan.
“Tidak ada artinya seni pertunjukan bila di balik gemerlap lampu dan tepuk tangan penonton terdapat pelanggaran hak asasi manusia. Kemanusiaan harus jadi panglima, bahkan di panggung hiburan sekalipun,” tegas Kawendra, Sabtu (19/4) yang diterima Holopis.com.
Dugaan Serius: Jam Kerja Berlebihan & Diskriminasi
Berdasarkan laporan yang diterima, sejumlah pekerja Oriental Circus Indonesia diduga mengalami jam kerja tak wajar tanpa upah layak, serta perlakuan diskriminatif dan minimnya jaminan keselamatan kerja. Isu ini pun langsung memantik respons serius dari berbagai pihak.
Komnas HAM telah mulai melakukan investigasi atas kasus ini dan membuka jalur pelaporan bagi masyarakat yang memiliki informasi tambahan. Jika terbukti, pihak yang bertanggung jawab akan dikenai sanksi hukum.
Kawendra mengajak seluruh pelaku industri hiburan dan pengelola destinasi wisata untuk melakukan audit internal dan memastikan bahwa sistem kerja yang diterapkan berpihak pada keadilan dan martabat pekerja.
“Kita tidak bisa mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan demi sebuah tontonan. Industri ini harus bersih, transparan, dan menjunjung tinggi martabat para pelaku seninya,” tambahnya.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa dunia hiburan harus berjalan seiring dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia, bukan justru mengabainya demi glamor semata.
