HolopisPolhukamIni Kata UI Setelah Dokter PPDS UI Diduga Rekam Mahasiswi Mandi

Ini Kata UI Setelah Dokter PPDS UI Diduga Rekam Mahasiswi Mandi

JAKARTAUniversitas Indonesia sangat menyesali kasus dokter program pendidikan dokter spesialis (PPDS) UI yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi dengan merekam diam-diam saat mahasiswi tersebut sedang mandi.

Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI Arie Afriansyah mengatakan bahwa UI sangat menyesalkan laporan pelecehan seksual tersebut.

“Terkait kasus ini, UI sangat prihatin dan menyesalkan adanya laporan dugaan pelecehan seksual yang melibatkan salah satu mahasiswa kami,” kata Arie, dikutip Holopis.com, Jum’at (18/4).

Tidak ada Topik serupa pekan ini.

Ia pun berharap agar kasus ini segera ditindaklanjuti. Meski sedang ditangani, pihaknya mengaku belum bisa memberikan tanggapan lebih lanjut demi privasi berbagai pihak.

“Kami belum dapat memberikan tanggapan lebih lanjut untuk mejaga privasi semua pihak yang terlibat,” kata Arie.

Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan bahwa tersangka saat ini sudah ditahan sejak tanggal 17 April 2025.

“Selanjutnya melaksanakan gelar perkara dan terhadap terlapor telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan mulai tanggal 17 April 2025,” kata Susatyo.

Ia menjelaskan bahwa tersangka terancam hukuman terkait pornogragi dan akan menghadapi ancaman penjara paling lama 12 tahun.

“Terhadap tersangka diterapkan Pasal 29 jo Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 35 jo Pasal 9 UU RI No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun,” jelasnya.

Korban melaporkan tindakan pelecehan tersebut ke polisi pada hari Selasa (15/4). Pihak kepolisian pun langsung memeriksa saksi dan mengamankan pelaku.

Perlu diketahui Sobat Holopis, belakangan ini tanah air sedang dihebohkan dengan kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Sebelumnya terjadi dugaan pelecehan seksual di rumah sakit swasta do Malang, kemudian diduga dilakukan seorang dokter di RS Hasan Sadikin Bandung, dan dokter spesiali skandungan di Garut, Jawa Barat.

WhasApp Channel

Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

Berita Terbaru

Berita Terkait