SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi mengaku ingin agar provinsi yang dipimpinnya bisa menyaingi tetangganya, yakni Jawa Timur dan Jawa Barat, yang dalam hal ini terkait pembangunan.
Dia pun mengatakan, bahwa pendanaan pembangunan di Jateng tidak sepenuhnya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Tapi justru sebagian besar berasal dari investasi.
Oleh karena itu, mantan Kapolda Jateng itu berambisi untuk menggenjot lebih banyak investasi di wilayahnya, untuk meningkatkan produktivitas pembangunan di provinsi yang ia pimpin saat ini.
BACA JUGA
- Kemenkeu Pastikan Pusat Logistik Berikat Jadi Magnet Investasi
- Prakiraan Lengkap Cuaca Jateng, Begini Sebaran Hujan Hari Ini
- Cuaca Jateng Diramal Bakal Turun Hujan, Cek Sebaran WIlayahnya
- Harga Emas Antam Melonjak! Ini Daftar Terbarunya per 16 Mei 2025
- Harga Emas di Pegadaian Tumbang! Saat Paling Cuan Buat Borong?
“Kalau perlu, (investasi) pabrik biting-pun di Jateng dilayani karena 85 persen pembangunan daerah dari investasi,” ujar Luthfi dalam keterangannya di Semarang, seperti dikutip Holopis.com Jateng, Senin (14/4).
Luthfi menjelaskan, bahwa sebanyak 85 persen pembangunan daerah masih bertopang pada investasi. Sementara pembangunan yang menggunakan APBD hanya 15 persen.
Adapun untuk memaksimalkan akselerasi investasi, Luthfi menekan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, agar terus meningkatkan layanan bagi masuknya investor.
Pihaknya mengajak para pemangku kepentingan di wilayah, seluruh kepala daerah di Jateng, OPD, dan unsur terkait, untuk menyamakan persepsi.
“Ini kita brainstorming , supaya investasi di wilayah kita berkembang,” katanya.
Lebih lanjut, Luthfi menyatakan bahwa setiap kepala daerah mempunyai peran untuk saling bekerja sama dalam mengawal masuknya investasi.
Misalnya saja, kerja sama antarwilayah di sejumlah eks karesidenan di Jateng, atau pengembangan dengan sistem wilayah, seperti antara Blora-Rembang, dan lainnya.
Ia juga meminta agar dilakukan percepatan perizinan dan pemotongan birokrasi, sehingga urusan penanaman investasi bisa lancar. Sebab dari sisi tenaga kerja di Jateng tidaklah kurang.
Pada tahun 2024, kata Luthfi menjabarkan, jumlah tenaga kerja di Jawa Tengah mencapai 400 ribu orang. Angka itu muncul dari realisasi investasi di Jawa Tengah pada tahun 2024, yang mencapai Rp88,4 triliun, dengan 65.815 proyek.
Ke depan, pihaknya akan menggenjot pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan-pelatihan lain, agar keterampilan dan kemampuan calon tenaga kerja, lebih adaptif pada bidang-bidang kebutuhan industri yang lebih terkini.
Luthfi menambahkan, pihaknya juga terus melakukan pembangunan infrastruktur, agar Jawa Tengah ramah investasi. Pihaknya akan mendorong revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, serta mengusahakan agar Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani kembali berstatus internasional.