JAKARTA – Jagat media sosial pun langsung menduga bahwa bisnis bebek yang dimaksud King Abdi adalah Bebek Carok milik Tretan Muslim. Hal ini pun akhirnya memancing Komedian asal Madura tersebut meninggalkan jejak komentar di postingan video podcast Kasisolusi.
Dalam komentarnya, Tretan Muslim pun berjanji akan segera memberikan klarifikasi jika mendapatkan kesempatan untuk berbicara di channel Kasisolusi. Sebab ia merasa ada informasi yang tidak berimbang dalam podcast tersebut.
“Wah rame juga ya, oke saya akan luruskan fakta sebenranya nanti, karena kalau ngundang satu pihak doang gini bisa jadi fitnah dan framing,” tulis Tretan Muslim dalam komentar seperti dikutip Holopis.com, Senin (14/4/2025).
Tidak ada Topik serupa pekan ini.
Sembari itu, pemilik nama asli Aditya Muslim tersebut pun menyindir channel Kasisolusi Dery yang menampilkan tontonan drama semata, bikan pandangan bisnis yang biasa disuguhkan.
“Btw, lebih cocok channel ini ganti nama jadi kasidrama bukan solusi pak derry (ngetik nada pelan) :D,” sambungnya.
Sebelumnya diketahui, King Abdi telah menjadi narasumber podcast di Kasisolusi yang dipandu oleh influencer bisnis digital Deryansha Azhary. Dalam podcast tersebut, jebolan kontestasi ajang masak MasterChef Indonesia ini pun menceritakan tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh mitra bisnisnya dalam industri F&B Bebek.
“Tukang masak tidak akan ngaku-ngaku. Bahkan saya buktikan dengan saya bikin resepnya, semua orang langsung tertuju kok sama rasanya kayak bebek ini gitu,” kata King Abdi.
Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak pernah mengklaim bahwa resep masakan di bisnis bebek tersebut adalah hasil karyanya. Namun demikian, ia juga tak menampik bahwa ada peran serta dirinya dalam menciptakan resep di masakan yang diduga adalah Bebek Carok tersebut.
“Takutnya saya itu malah dibahas ngeklaim. Sedangkan awalnya saya kan nggak ngeklaim. Wong saya dijemput, disuruh masak ditanyain konsepnya segala macam, kayak gitu, terus kayak saya dibilang ngeklaim dari mana, sampai dibahas di semuanya dibilang ngaku-ngaku,” paparnya.
