JAKARTA – Negara Mesir pada Minggu (13/4) telah mengecam serangan udara Israel ke Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Gaza City, dan mengatakan bahwa serangan itu sebagai ‘pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan semua norma internasional.’
Terpantau Holopis.com, Senin (14/4), melalui pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir, negara itu menyerukan agar semua serangan Israel ke Jalur Gaza segera dihentikan dan bantuan kemanusiaan serta pertolongan secepatnya disalurkan ke wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Mesir juga mendesak masyarakat internasional untuk mengambil berbagai langkah konkret guna mengakhiri konflik tersebut, terutama sehubungan dengan adanya upaya regional dan internasional untuk mewujudkan deeskalasi dan melanjutkan perjanjian gencatan senjata.
BACA JUGA
- Prabowo Ajak Negara Islam Setop Diskusi, Saatnya Bergerak Bebaskan Palestina
- Gaza Krisis RS Maternal, Ribuan Ibu Hamil Terancam Kekurangan Gizi
- Parah, Benjamin Netanyahu Sebut Akan Serang Gaza dengan Full Power
- Sistem Penyediaan Air Minum Kolaps, Warga Gaza Nyaris Meninggal Kehausan
- Warga Gaza Ogah Dapat Bantuan dari Amerika dan Israel
Sebelumnya pada hari yang sama, militer Israel menyampaikan pihaknya menyasar ‘sebuah pusat kendali dan komando Hamas’ yang berlokasi di dalam kompleks rumah sakit itu.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) dan Badan Keamanan Israel (Israel Security Agency) menyatakan anggota Hamas telah menggunakan fasilitas tersebut untuk mengoordinasikan serangan.
Seorang anggota staf medis yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada Xinhua bahwa militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi tak lama sebelum melancarkan serangan tersebut. Serangan itu menghantam departemen operasi bedah dan sebuah unit penghasil oksigen di rumah sakit itu, mengakibatkan kerusakan parah di beberapa bagian fasilitas tersebut.
Israel mengakhiri perjanjian gencatan senjata dengan Hamas yang diberlakukan pada Januari dan melanjutkan kembali operasi militer di Gaza pada 18 Maret. Otoritas kesehatan di Gaza pada Minggu melaporkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 50.944 orang, dengan 116.156 lainnya luka-luka.