JAKARTA – Bencana banjir dan longsor yang melanda pemukiman warga di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat melanda setidaknya dua desa yang ada di wilayah tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, bencana tanah longsor juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Ciamis, tepatnya di Kecamatan Panawangan, pada Minggu (6/4).
“Peristiwa ini berdampak pada dua desa, yaitu Mekarbuana dan Sadapaingan,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Rabu (9/4).
BACA JUGA
- Banjir Hambat Akses Jalur Warga di Kecamatan Bangsal
- Dapur Warga Sumenep Roboh Akibat Tanah Longsoran dan Hujan Lebat
- Lima Kecamatan di Kota Samarinda Terendam Banjir, Seorang Warga Meninggal Dunia
- 58 Kepala Keluarga di Kecamatan Pilangkenceng Terdampak Banjir
- Hujan Deras dan Luapan Sungai Rendam 7 Desa di Pamekasan
Abdul menjelaskan, setidaknya ada sebanyak 12 KK (28 jiwa) terdampak langsung, 81 KK (206 jiwa) terancam, dan 59 KK (155 jiwa) mengungsi ke dua titik pengungsian.
Meski kondisi perlahan mulai pulih, sejumlah warga masih mengungsi dan pemerintah terus memberikan dukungan untuk pemulihan pascabencana.
“Kondisi terkini menunjukkan situasi mulai terkendali. Akses jalan desa telah terbuka kembali dengan bantuan alat berat,” jelasnya.
Sebagian warga yang sempat mengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, kecuali mereka yang rumahnya mengalami kerusakan berat. Aktivitas warga perlahan kembali normal.
Abdul memastikan bahwa BPBD Kabupaten Ciamis masih memberikan dukungan logistik, layanan dapur umum, dan terus memantau kondisi bersama relawan serta aparat setempat.
“Warga diminta tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem masih berlangsung hingga akhir Mei 2025, sesuai status Siaga Darurat Bencana yang ditetapkan oleh Bupati Ciamis,” imbaunya.
Bencana tanah longsor diketahui juga terjadi di Kota Cimahi. Peristiwa ini berdampak pada 12 kepala keluarga, dengan sejumlah rumah mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
BPBD Kota Cimahi segera berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Barat dalam penyaluran bantuan logistik dan pendataan. Para korban sementara mengungsi ke rumah kerabat, dan pemerintah setempat memastikan distribusi bantuan terus dilakukan.
Status Siaga Darurat Bencana masih berlaku di wilayah ini hingga 31 Mei 2025.
Melihat situasi ini, Abdul menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana yang masih mungkin terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
“Masyarakat dihimbau untuk memantau informasi resmi dari instansi terkait, serta segera melapor ke aparat jika terjadi tanda-tanda bencana. Siapkan tas siaga bencana dan utamakan keselamatan,” imbaunya.