JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan bertolak ke luar negeri dalam rangka kunjungan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah dan Turki.
Presiden Prabowo beserta rombongan terbatas lepas landas menuju Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), ada Rabu (9/4) dini hari di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta sekitar pukul 01.05 WIB.
Abu Dhabi menjadi tujuan pertama dari rangkaian kunjungan Kepala Negara ke lima negara, yakni PEA, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania.
BACA JUGA
- Ini Sejumlah Poin Kesepakatan Presiden Prabowo dengan PM Australia
- Prabowo Subianto dan Anthony Albanese Sepakat Perkuat Kemitraan Strategis 2025-2029
- Jonatan Christie dan Chico Resmi Mundur dari Pelatnas PBSI
- Prabowo Ajak PM Australia Liburan di Hambalang : “Saya Akan Ajak Naik Kuda”
- Meriam, Lagu Kebangsaan, dan Ribuan Pelajar Warnai Kunjungan PM Australia ke Jakarta
Dalam keterangannya sebelum keberangkatan, Presiden menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral serta melakukan konsultasi strategis dengan para pemimpin negara sahabat terkait isu-isu geopolitik, geoekonomi, dan sektor kerja sama lainnya.
“Yang pertama, saya akan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk ketemu dengan Presiden Uni Emirat Arab, Yang Mulia Muhammad bin Zayed, dan untuk melakukan konsultasi, untuk tukar menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” kata Presiden Prabowo dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com.
Dari Abu Dhabi, Presiden Prabowo kemudian akan melanjutkan lawatan ke Turki untuk melakukan kunjungan kenegaraan balasan sekaligus menghadiri Antalya Diplomacy Forum sebagai pembicara dalam sesi Leader’s Talk.
“Di situ, Antalya, saya juga akan melaksanakan konsultasi dengan beliau (Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan) tentang beberapa hal, juga menyangkut geopolitik dan geoekonomi, juga kerja sama industri dan perdagangan, dan pendidikan serta kebudayaan. Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Turki,” jelasnya.
Selanjutnya, Presiden akan mengunjungi Mesir untuk bertemu dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah El-Sisi, lalu bertolak ke Qatar guna memperkuat hubungan bilateral dan menandatangani sejumlah kesepakatan strategis dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani.
Lawatan luar negeri ini akan ditutup dengan kunjungan kenegaraan ke Yordania untuk berkonsultasi dengan Raja Abdullah II.
“Dari situ (Qatar), saya ke Jordan, kunjungan kenegaraan dan sekali lagi konsultasi dengan Raja Abdullah II,” ujarnya.
Selain bertujuan memperkuat hubungan bilateral, Presiden menegaskan bahwa kunjungan ini juga sebagai respons terhadap meningkatnya harapan komunitas internasional atas peran aktif Indonesia dalam penyelesaian konflik di Gaza dan Timur Tengah.
“Saudara-saudara, saya lakukan ini karena banyak permintaan terhadap Indonesia untuk lebih aktif lagi berperan untuk mendukung, mencari penyelesaian konflik di Gaza dan di Timur Tengah secara keseluruhan,” ungkapnya.
Meskipun secara geografis berada jauh dari pusat konflik, Presiden menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Ditambah dengan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia dipandang sebagai pihak yang netral dan dipercaya oleh berbagai kalangan di komunitas internasional.
“Saya kira posisi ini membuat kita memang memiliki tanggung jawab. Karena itu saya sampaikan bahwa Indonesia siap bila diminta oleh semua pihak yang terlibat untuk berperan kami siap, berperan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Indonesia,” tandasnya.