JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya enggan sekadar bicara kosong, atau yang sekarang ini dikenal dengan istilah omon-omon, tanpa disertai dengan bukti nyata.
Hal tersebut membuatnya menyadari adanya kelemahan dalam komunikasi pemerintah kepada publik selama ini. Namun, ia mengakui sepenuhnya bahwa kekurangan itu menjadi tanggung jawabnya.
“Saya sadar beberapa minggu lalu, sudah mulai sadar bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya,” ujar Presiden Prabowo dalam sarasehan ekonomi, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (8/4).
BACA JUGA
- Prabowo Ajak Negara Islam Setop Diskusi, Saatnya Bergerak Bebaskan Palestina
- Prabowo Ajak Parlemen Negara Islam Bersatu Hadapi Tantangan Global
- Presiden Prabowo Bangga Pertemanannya dengan Sultan Brunei Berlangsung Awet
- Presiden Prabowo dan Sultan Bolkiah Sepakat Perkuat Kerja Sama Strategis
- Presiden Prabowo Berharap Kepemimpinan Paus Leo Jadi Jembatan Menuju Perdamaian
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa alih-alih mengumbar janji, pemerintah dalam lima bulan terakhir sejak ia memegang tongkat kepemimpinan memilih untuk bekerja secara senyap namun menghasilkan bukti nyata.
“Saya tidak suka hanya omon-omon. Jadi saya pikir, begitu saya ditetapkan sebagai pemenang oleh KPU, saya kumpulkan tim kecil dan kita mulai bekerja. Lima bulan kita kerja terus tanpa diliput media. Kadang-kadang diliput media malah kerjanya sulit,” tegas Presiden Prabowo.
Namun, publik kerap menginginkan hasil instan. Padahal, menurut Presiden Prabowo, dalam manajemen sebuah usaha, organisasi, maupun proyek, hasil tidak bisa didapat secara seketika.
“Yang bisa seketika itu hanya Nabi Musa yang punya tongkat. Kita manusia tidak bisa seketika,” cetusnya.
Ia menegaskan bahwa dalam menjalankan pemerintahan, dibutuhkan perencanaan yang matang, diawali dengan pengumpulan data yang akurat, serta mencari sosok yang mampu mengeksekusi rencana tersebut.
“Rencana terbaik, gagasan terbaik, tanpa awak yang bisa melaksanakan, tidak akan berhasil. Sesudah itu, baru mulai. Dan sesudah pelaksanaan, baru kita lihat hasil. Ini adalah fenomena hidup. Nggak bisa kita tanam pohon, kita minta buahnya turun, lusa. Tidak mungkin,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia kembali menegaskan pentingnya perencanaan, pemilihan personel yang tepat, serta keteguhan, ketabahan, dan kesabaran dalam menjalankan pemerintahan.
“Jadi saudara-saudara, waktu kita ambil alih pemerintahan, kita bekerja keras karena kita persiapannya sudah baik. Dan kita sudah punya strategi, kita sudah punya keyakinan apa yang harus kita lakukan,” pungkas Presiden Prabowo dengan penuh optimisme.