HolopisEkobizGebrakan Prabowo Lawan Guncangan Ekonomi Global dengan 3 Strategi Jitu

Gebrakan Prabowo Lawan Guncangan Ekonomi Global dengan 3 Strategi Jitu

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mengumumkan pembaruan tarif pada Rabu (2/4), yang memukul hampir semua barang impor dengan tarif dasar 10 persen. Tak hanya itu, AS juga memberlakukan “Tarif Timbal Balik” kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia, dengan beban tambahan hingga 32 persen.

Namun, Indonesia tak tinggal diam. Presiden Prabowo Subianto sudah jauh-jauh hari mengantisipasi perubahan kebijakan global ini dengan tiga langkah strategis.

Menurut Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, strategi ini telah disiapkan sejak hari pertama Prabowo menjabat sebagai presiden.

“Dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru Amerika Serikat, Presiden Prabowo menunjukkan ketajaman dalam membaca dinamika geopolitik dan perdagangan global. Dengan strategi yang matang, Indonesia siap menghadapi berbagai tantangan ekonomi dunia,” ujar Noudhy dalam keterangan resminya.

Gebrakan

Lantas, apa saja tiga gebrakan besar yang akan menjaga Indonesia tetap stabil dan berkembang?

1. Memperluas Jaringan Mitra Dagang Indonesia

Agar tidak tergantung pada satu negara, Prabowo memperluas kemitraan dagang Indonesia ke berbagai kawasan dunia. Sejak minggu pertama menjabat, ia langsung mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), yang menguasai 40 persen perdagangan global. Langkah ini memperkuat perjanjian dagang multilateral, seperti:

  • RCEP (ASEAN, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru) – 27% perdagangan global
  • OECD – 64% perdagangan global
  • CP-TPP, IEU-CEPA, I-EAEU CEPA – Akses ke berbagai pasar utama dunia

Selain itu, Indonesia juga memiliki perjanjian dagang bilateral dengan Korea, Jepang, Australia, Uni Emirat Arab, Iran, Pakistan, dan banyak negara lainnya, yang semakin memperkokoh daya saing Indonesia di pasar internasional.

2. Meningkatkan Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA)

Indonesia selama ini dikenal sebagai negara kaya SDA, tetapi sering hanya mengekspor bahan mentah dengan nilai tambah rendah. Prabowo bertekad mengubah pola ini dengan mempercepat hilirisasi industri.

Bukti nyatanya? Ekspor nikel dan turunannya melonjak dari USD 3,7 miliar (2014) menjadi USD 34,3 miliar (2022).

Pada 24 Februari 2025, Prabowo meluncurkan BPI Danantara, badan khusus yang mempercepat hilirisasi SDA strategis, termasuk sektor mineral, batu bara, minyak bumi, gas, perkebunan, dan perikanan. Tujuannya?

  • Meningkatkan nilai ekspor
  • Mengurangi ketergantungan investasi asing
  • Menciptakan lapangan kerja baru

3. Memperkuat Konsumsi Dalam Negeri

Perekonomian nasional sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Untuk itu, Prabowo menghadirkan program-program langsung yang meningkatkan kesejahteraan rakyat.

  • Program Makan Bergizi Gratis (MBG) – Menargetkan 82 juta penerima manfaat pada akhir 2025
  • 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) – Memperkuat ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja
  • Meningkatkan konsumsi rumah tangga – Sektor ini menyumbang 54% PDB Indonesia, sehingga menjadi pilar utama stabilitas ekonomi

“Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” tegas Noudhy.

Berkat strategi ini, Indonesia tetap berada di jalur yang tepat untuk menjadi kekuatan ekonomi stabil dan optimis, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di kancah global.

WhasApp Channel

Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

Berita Terbaru

Berita Terkait