JAKARTA – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya 322 anak-anak meninggal dunia akibat serangan baru Israel di Gaza, pasca gencatan senjata sementara yang dihentikan. Sementara itu UNICEF mengatakan sebanyak 609 anak-anak luka-luka akibat serangan itu.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan bahwa adanya gencatan senjata sangat dibutuhkan demi keselamatan anak-anak di Gaza.
“Gencatan senjata di Gaza memberikan harapan hidup yang sangat dibutuhkan bagi anak-anak Gaza dan harapan untuk jalan pemulihan,” demikian disampaikan Catherine, dikutip Holopis.com, Rabu (2/3).
BACA JUGA
- Prabowo Ajak Negara Islam Setop Diskusi, Saatnya Bergerak Bebaskan Palestina
- Gaza Krisis RS Maternal, Ribuan Ibu Hamil Terancam Kekurangan Gizi
- Parah, Benjamin Netanyahu Sebut Akan Serang Gaza dengan Full Power
- Sistem Penyediaan Air Minum Kolaps, Warga Gaza Nyaris Meninggal Kehausan
- Warga Gaza Ogah Dapat Bantuan dari Amerika dan Israel
Sebagai informasi Sobat Holopis, Israel memang kembali menjalankan serangan di Gaza setelah gencatan senjata dihentikan. Mereka menyalahkan Hamas karena menolak usulan baru AS terkait perpanjangan gencatan senjata.
Pasukan Israel mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan gencatan senjata jika Hamas membebaskan 59 sandera yang masih ada di Gaza. Sementara itu Hamas mengklaim mereka hanya ingin Israel melakukan gencatan senjata permanen, sebuah tuntutan Hamas yang tidak dipenuhi oleh Israel.
Sementara itu gencatan senjata yang sempat terjadi antara Israel dan Palestina hanya berlangsung selama dua bulan.
PBB Ngeri dengan Tingkah Israel
Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Volker Turk mengatakan bahwa ia merasa ngeri dengan pemboman Israel yang terus dilanjutkan pasca gencatan senjata sudah cukup lama berjalan. Ia mengatakan serangan Israel ini hanya akan menambah tragedi.
“Ini akan menambah tragedi demi tragedi,” kata Volker.
Tindakan Israel dinilai akan menambah kesengsaraan masyarakat Palestina yang sudah menderita.
“Langkah Israel untuk menggunakan kekuatan militer yang lebih besar hanya akan menambah penderitaan lebih lanjut bagi penduduk Palestina yang sudah menderita kondisi yang sangat buruk,” lanjutnya.