JAKARTA – Bencana banjir telah merendam sejumlah pemukiman warga yang ada di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak beberapa hari yang lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan bahwa luapan air akibat hujan deras pada Sabtu (29/3) menyebabkan banjir.
“Akibatnya, sejumlah wilayah terdampak dengan kondisi yang bervariasi,” kata Abdul Muhari dalam keterangannya yang dikutip Holopis.com, Senin (31/3).
BACA JUGA
Banjir melanda Kecamatan Monta (Ds. Simpasai), Kecamatan Woha (Ds. Pandai), dan Kecamatan Lambu (Ds. Rato, Ds. Kaleo, dan Ds. Montabaru).
Akibat banjir tersebut menurut Abdul, menyebabkan setidaknya sebanyak 650 Kepala Keluarga (KK) terdampak, dengan rincian terbanyak di Desa Sumi yang mencapai 394 KK.
“Selain itu, 650 unit rumah terdampak, serta beberapa akses jalan provinsi dan nasional juga mengalami gangguan,” imbuhnya.
Abdul memastikan bahwa banjir di Desa Simpasai dan Desa Pandai mulai surut dengan tinggi muka air (TMA) sekitar 20–50 cm pada Minggu (30/3).
“Di Desa Rato dan Desa Sumi, air sudah sepenuhnya surut, dan warga melakukan pembersihan tanpa perlu mengungsi. Hal serupa terjadi di Desa Kaleo dan Desa Monta Baru, di mana warga kini berupaya menyelamatkan sisa panen bawang,” jelasnya.
Pasca-banjir, pemerintah setempat mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak untuk memastikan kebutuhan dasar tetap terpenuhi. Upaya pemulihan terus dilakukan agar kondisi segera kembali normal.
Meskipun kondisi di beberapa wilayah mulai berangsur pulih, Abdul menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana lanjutan yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem.
“Selain itu, masyarakat diminta untuk segera melaporkan kejadian bencana kepada pihak berwenang guna mempercepat upaya penanganan dan bantuan,” imbaunya.