JAKARTA – Sungkeman merupakan sebuah tradisi luhur yang sarat akan makna, terutama dalam budaya Jawa dan beberapa daerah lain di Indonesia. Tradisi ini umumnya dilakukan pada momen-momen spesial seperti Hari Raya Idulfitri, pernikahan, atau acara penting lainnya.
Secara harfiah, “sungkem” berarti sujud atau menyembah, yang dalam konteks ini dimaknai sebagai bentuk penghormatan dan permohonan maaf kepada orang yang lebih tua atau dituakan.
Makna Mendalam di Balik Sungkeman
Lebih dari sekadar ritual, sungkeman mengandung nilai-nilai filosofis yang mendalam. Pertama, sungkeman menjadi simbol kerendahan hati dan pengakuan atas kesalahan yang mungkin pernah diperbuat.
BACA JUGA
- Lagi Gak Mood ‘Ena-ena’? Ini 5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
- Kangen Mayonnaise Tapi Lagi Diet? Ini Pilihan Topping yang Bisa Jadi Alternatif
- Hair Spa Sendiri di Rumah, Agar Pikiran Adem dan Rileks
- Mumpung Weekend, Ini Masker Rumahan yang Bikin Kulit Balik Glowing
- Tips Spa Rumahan yang Bisa Dicoba Saat Akhir Pekan
Dengan bersimpuh dan mencium tangan, seseorang menunjukkan kerelaan untuk mengakui kekhilafan dan memohon maaf dengan tulus.
Kedua, tradisi ini mempererat tali silaturahmi antar generasi. Melalui sungkeman, terjalin kedekatan emosional antara anak dan orang tua, antara yang muda dan yang lebih tua. Momen ini menjadi kesempatan untuk saling bertukar doa dan harapan baik.
Ketiga, sungkeman juga merupakan wujud penghormatan dan rasa terima kasih kepada orang tua atau sosok yang dituakan. Ini adalah cara untuk menghargai jasa dan pengorbanan mereka selama ini.
Cara Melakukan Sungkeman yang Benar
Melakukan sungkeman tidak hanya sekadar menyentuh tangan dan menciumnya. Ada tata cara yang sebaiknya diperhatikan agar tradisi ini berjalan dengan khidmat dan penuh makna:
- Persiapan Diri: Sebelum melakukan sungkeman, pastikan diri dalam keadaan bersih dan rapi. Sikap sopan dan santun juga perlu dijaga.
- Menghadap dengan Sopan: Mendekatlah kepada orang yang akan disungkemi dengan langkah sopan dan tidak tergesa-gesa.
- Bersimpuh atau Membungkuk: Posisi sungkeman yang umum adalah bersimpuh di hadapan orang yang dituakan. Namun, jika kondisi fisik tidak memungkinkan, membungkukkan badan dengan sopan juga diperbolehkan.
- Menyentuh dan Mencium Tangan: Sentuh tangan orang yang disungkemi dengan lembut, lalu cium tangan tersebut sebagai simbol penghormatan.
- Mengucapkan Permohonan Maaf dan Terima Kasih: Sampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan yang mungkin pernah dilakukan. Ungkapkan pula rasa terima kasih atas segala bimbingan dan kasih sayang yang telah diberikan.
- Menerima Berkah dan Nasihat: Orang yang disungkemi biasanya akan memberikan berkat, nasihat, atau doa. Dengarkan dengan penuh perhatian dan terima dengan lapang dada.
Sungkeman di Era Modern
Meskipun zaman terus berkembang, tradisi sungkeman tetap relevan dan masih banyak dipraktikkan hingga kini. Di era digital, bahkan muncul inovasi seperti sungkeman virtual melalui video call bagi mereka yang terpisah jarak. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur dalam sungkeman tetap dijunjung tinggi dan diadaptasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Sungkeman adalah warisan budaya yang patut dilestarikan. Lebih dari sekadar ritual, tradisi ini mengajarkan tentang kerendahan hati, pentingnya silaturahmi, dan penghormatan kepada orang yang lebih tua.
Dengan memahami makna dan cara melakukannya dengan benar, kita turut berkontribusi dalam menjaga tradisi ini agar tetap hidup dan bermakna bagi generasi mendatang.