JAKARTA – KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menyita uang Rp 150 miliar terkait kasus dugaan investasi fiktif di PT Taspen Persero tahun anggaran 2019. Uang itu disita dari sebuah korporasi swasta.
“Pada tanggal 24 Maret 2025, KPK melakukan serangkaian tindakan penyidikan berupa penyitaan uang sebesar Rp150 miliar dari sebuah korporasi swasta (PT F),” kata Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Selasa (25/3).
Dikatakan Tessa, uang yang disita penyidik tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan perkara kegiatan investasi menyimpang di Taspen yang dilakukan oleh tersangka mantan Dirut PT Taspen Antonius NS Kosasih) dan kawan-kawan.
“KPK menyampaikan apresiasi terhadap PT F yang memiliki itikad baik bekerjasama dengan Penyidik KPK dalam penyitaan ini,” ujar Tessa.
Disisi lain, KPK menghimbau pihak lainnya untuk bersikap kooperatif terkait dengan penyidikan perkara ini. Bagi pihak-pihak yang memilih untuk tidak bersikap kooperatif, tentu KPK akan mengambil segala tindakan yang patut dan terukur sesuai dengan undang-undang.
“Agar pemulihan kerugian negara dapat maksimal,” tutur Tessa.
Dalam kasus ini KPK telah menetapkan Kosasih dan mantan Direktur Utama PT Insight Investment Management (PT IIM), Ekiawan Heri Primaryanto (EHP). Keduanya juga telah ditahan KPK.
KPK menduga korupsi terkait penempatan dana investasi senilai Rp 1 triliun merugikan keuangan negara sekitar Rp 200 miliar dan menguntungkan sejumlah pihak. Berikut pihak yang diuntungkan:
a. PT IIM (Insight Investments Management) sekurang-kurangnya sebesar Rp 78 miliar.
b. PT VSI (Valbury Sekuritas Indonesia) sekurang-kurangnya sebesar Rp 2,2 miliar.
c. PT PS (Pacific Sekuritas) sekurang-kurangnya sebesar Rp 102 juta.
d. PT SM (Sinarmas Sekuritas) sekurang-kurangnya sebesar Rp 44 Juta.
e. Pihak-pihak lain yang terafiliasi dengan tersangka Kosasih dan tersangka EHP.
