JAKARTA – Hari Air Sedunia atau World Water Day diperingati setiap tanggal 22 Maret di setiap tahunnya.
Hari Air Sedunia itu sendiri diperingati untuk mengajak masyarakat global menjaga kepentingan dari air itu sendiri, mengingat air yang bersih akan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Sejarah Hari Air Sedunia
Hari Air Sedunia ditetapkan Majelis Umum PBB pada 22 Maret 1993 melalui sidang umum PBB ke-47 22 Desember 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil.
PBB lantas melakukan sebuah kampanye mengenai konservasi air secara global dengan beberapa kegiatan di dalamnya, hal itu dilakukan secara seksama dengan anggota negara lainnya.
Dalam memahami masalah air dunia, PBB dalam setiap kampanyenya tentu menggandeng masyarakat.
Untuk masalah air sendiri, PBB memiliki sebuah badan bernama UN Water, yang bertanggung jawab dalam melaksanakan peringatan Hari Air Sedunia di setiap tahunnya.
Isu-isu kritis air pun kerap jadi fokus perhatian dalam kampanye air bersih yang digagas PBB dengan badannya hingga organisasi non pemerintah.
Tema Hari Air Sedunia 2025
Dikutip Holopis.com dari PBB, tema Hari Air Sedunia 2025 yaitu Pelestarian Gletser. Tema tersebut diusung untuk mengingatkan masyarakat betapa pentingnya Gletser untuk alam dan kehidupan.
Gletser adalah penyimpan sumber daya alam yang tak ternilai, mengandung hampir 70% dari seluruh air tawar di Bumi.
Saat mencair, gletser menyediakan air bagi masyarakat, menopang ekosistem, serta mendukung pertanian, industri, dan energi bersih. Namun, suhu ekstrem mempercepat pencairan ini dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gletser mungkin semakin menyusut, tetapi kita tidak boleh mundur dari tanggung jawab kita.
Pakta untuk Masa Depan, yang disepakati oleh negara-negara tahun lalu, berkomitmen pada aksi ambisius untuk melindungi, merestorasi, dan menjaga kelestarian gletser serta meningkatkan ketahanan komunitas.
Tahun ini adalah momen kritis. Setiap negara harus memperkuat rencana aksi iklim nasional (NDC) yang sejalan dengan target pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5°C.
Pendanaan untuk adaptasi iklim dan ketahanan harus ditingkatkan, didukung oleh reformasi arsitektur keuangan internasional guna membuka akses pendanaan iklim secara berkelanjutan dan masif.
