JAKARTA – Direktur eksekutif Political Public and Policy Studies (P3S) Jerry Massie merespons negatif wacana Joko Widodo (Jokowi) menjadi Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden).
“Usulan Jokowi jadi wantimpres akan menimbulkan kegaduhan lain,” kata Jerry kepada Holopis.com, Jumat (14/3/2025).
Jika menilik dari fenomena sosial saat ini, Jokowi justru kerap menjadi incaran publik karena masih coba cawe-cawe dalam berbagai hal penting di Negara ini pasca kepemimpinan nasional dipercayakan kepada Prabowo Subianto.
BACA JUGA
- Roy Suryo 1000% Siap Hadapi Jokowi di Pengadilan soal Ijazah Palsu
- Alasan Prabowo Utus Jokowi Hadiri Misa Pemakaman Paus Fransiskus di Roma
- Presiden Prabowo Titip Surat ke Pemerintah Vatikan Melalui Jokowi
- Aria Bima PDIP Tegaskan Jokowi Tak Perlu Buktikan Ijazahnya Asli
- Prabowo Tak Terganggu Isu Matahari Kembar, Istana : Semua Solid
“Saya kira jika Jokowi jadi ketua Wantimpres Prabowo, maka akan ada demo lagi. Saya kira lebih cocok jadi ketua Wantimpres justru mantan Preaiden SBY,” ujarnya.
Oleh sebab itu, ia tak yakin bahwa ada masyarakat yang mendorong agar Jokowi benar-benar menjadi Ketua Wantimpres. Apalagi jika melihat dari kecakapan dan kapabilitas, justru menurut Jerry, sosok yang paling cocok adalah SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ketimbang Jokowi.
“Selain cerdas, bijak, SBY orang yang kredibel sampai anti cawe-cawe,” sambungnya.
Lebih lanjut, Jerry menduga bahwa 80% masyarakat Indonesia yang dijadikan sample untuk menampilkan penilaian tersebut bukan sample orang, melainkan buzzer,
“Saya tak percaya survei yang mana 80 persen mendukung Jokowi jadi Ketua Wantimpres. Bisa saja respondennya dari buzzer. Kalau mantan Presiden SBY disurvei paling 90 persen mendukung jadi Ketua Wantimpres,” ujar Jerry.
Menelisik dari narasi yang dibangun soal wacana Jokowi menjadi Ketua Wantimpres, Jerry menuding bahwa hal ini merupakan keinginan Jokowi secara pribadi. Apalagi jika melihat gelagat Presiden ke 7 tersebut cenderung memang masih menginginkan posisi strategis pasca pensiun menjadi Presiden RI.
“Saya tak habis pikir sikap Jokowi yang masih haus kekuasaan dan juga masih mondar-mandir ngurusin hal-hal tak berguna,” tukasnya.
“Dia lupa dia sudah pensiun, tapi saya kira beliau seorang narsistik. Jokowi harus datang belajar ke Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang tak lagi cawe-cawe atau ke sana ke mari,” sambung Jerry.
Sekadar diketahui, bahwa hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menunjukkan 80,5 persen masyarakat setuju jika Jokowi menjabat sebagai Wantimpres. Survei ini digelar pada 1-7 Maret 2025 di 25 provinsi dengan 1.200 responden.
“Secara spesifik kita juga punya pertanyaan soal siapa sih calon Wantimpres atau ketua dewan pertimbangan agung. Yang paling cocok, yang paling ideal ternyata 80% lebih itu mengatakan Pak Jokowi, di antara sekian lama, ada SBY, ada nama-nama lain juga. Pak Wiranto ternyata rentangnya terlalu jauh Pak Jokowi sendiri di 80-an,” kata Direktur LPI, Boni Hargens, Senin (10/3/2025).
Jokowi Malu-malu Kucing soal Isu Jadi Ketua Wantimpres
Sementara itu, Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, bahwa keputusan menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) berada di tangan Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Jokowi merespons hasil survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) soal masyarakat yang setuju dirinya menjadi ketua Wantimpres.
“Saya tidak berada pada kewenangan menentukan saya masuk atau tidak itu semuanya kewenangan dari pak Presiden Prabowo Subianto,” ucap Jokowi saat dijumpai Awak media di kediamannya Sumber, Banjarsari, Solo, Selasa (11/3/2025).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku belum ada pembicaraan perihal Wantimpres dengan Presiden Prabowo. Jokowi juga ogah berandai-andai dan menyerahkan keputusan kepada Kepala Negara.
“Enggak, (Obrolan soal Wantimpres dengan Pak Prabowo), belum. (Kalau seandainya diperintah Pak Prabowo) Kalau?” ucap Mantan Wali Kota Solo itu.
Disinggung survei LPI menyatakan posisi Jokowi berada lebih dari 80 persen, dirinya tetap menjawab santai. “Ya itu kan survei,” ucap dia singkat.