HolopisIslampadGerhana Bulan Tak Teramati di RI, Kemenag Ingatkan Hukum Shalat Khusuf Tak...

Gerhana Bulan Tak Teramati di RI, Kemenag Ingatkan Hukum Shalat Khusuf Tak Lagi Sunnah

JAKARTA – Fenomena Gerhana Bulan Total akan terjadi di beberapa wilayah di dunia pada hari ini. Namun, berdasarkan data astronomi, gerhana bulan ini tidak dapat teramati di wilayah Indonesia.

Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat menjelaskan bahwa hanya fase akhir penumbra yang mungkin terlihat di wilayah Indonesia, itu pun hanya di bagian Timur Indonesia.

“Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), seluruh fase utama gerhana tidak teramati di Indonesia. Hanya fase akhir penumbra yang mungkin bisa diamati di sebagian wilayah Papua, Maluku Utara, serta bagian Timur NTT dan Sulawesi,” ujar Arsad dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (14/3).

Dijelaskan Arsad, Gerhana Bulan terjadi ketika cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Menurutnya, ada tiga jenis Gerhana Bulan, yaitu Gerhana Bulan Total, Gerhana Bulan Sebagian, dan Gerhana Bulan Penumbra.

Dalam peristiwa kali ini, gerhana yang terjadi adalah Gerhana Bulan Total, tetapi karena waktu kejadiannya bertepatan dengan siang hari di Indonesia, maka tidak dapat diamati secara langsung.

Tidak Disunnahkan Salat Gerhana

Arsad juga menegaskan, Salat Khusuf (salat gerhana bulan) tidak disunnahkan dalam peristiwa ini. Karena menurutnya, gerhana yang terjadi merupakan Gerhana Bulan Penumbra di wilayah Indonesia, yang tidak tampak jelas dengan kasat mata.

“Dalam fikih Islam, Salat Gerhana hanya dilakukan jika gerhana tersebut bisa terlihat dengan jelas, yaitu pada Gerhana Bulan Total atau Sebagian yang tampak menggelapkan permukaan Bulan. Karena yang terjadi di Indonesia hanya fase akhir penumbra yang nyaris tidak terlihat, maka tidak ada anjuran untuk melaksanakan Salat Gerhana,” jelasnya.

Arsad menyebut, fenomena Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 akan melintasi wilayah Lautan Pasifik, Amerika, Eropa, dan Asia. Puncak gerhana terjadi pada pukul 06:54 UT atau sekitar pukul 13:54 WIB, namun saat itu Bulan masih berada di bawah cakrawala bagi wilayah Indonesia.

Lebih lanjut, Arsad mengatakan, masyarakat yang ingin menyaksikan gerhana ini dapat mengakses siaran langsung dari berbagai lembaga astronomi internasional. Kementerian Agama mengimbau umat Islam untuk memahami dasar-dasar astronomi Islam agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait fenomena langit seperti gerhana.

“Kami mendorong umat Islam untuk meningkatkan literasi astronomi Islam, khususnya terkait penentuan kalender Hijriah dan fenomena langit lainnya, agar dapat memahami keterkaitan antara ilmu falak dan ibadah,” tutup Arsad.

WhasApp Channel

Ikuti akun WhatsApp Channel kami untuk mendapatkan update berita pilihan setiap hari.

Berita Terbaru

Berita Terkait