JAKARTA – Timnas Indonesia mematok hasil positif dalam lawatan ke Sydney Football Stadium pada 20 Maret mendatang. Di tempat itu, Indonesia akan bertarung melawan tuan rumah Australia dalam matchday 7 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Setelah mengumumkan 27 pemain yang dipanggil ke timnas, tim pelatih yang dikepalai Patrick Kluivert juga mendapat suntikan pemain anyar via program naturalisasi yakni Dean James, Emil Audero Mulyadi, dan Joey Mathijs Pelupessy.
Tak hanya itu, PSSI juga secara resmi memperkenalkan Jordi Cruyff sebagai Penasihat Teknis Timnas Indonesia di Jakarta, Selasa (13/3). Eks pemain Barcelona dan Manchester United tersebut akan menjadi partner Patrick Kluivert dalam memajukan timnas, termasuk menuju pentas dunia.
Lantas, gaya permainan apa yang akan dimainkan Patrick Kluivert guna merealisasikan taget di Sydney Football Stadium?
Patrick Kluivert jelas memikul beban yang tak enteng, mengingat pada pertemuan pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta tahun lalu Skuad Garuda mampu memaksa Australia bermain imbang tanpa gol.
Selain strategi, Patrick Kluivert juga hanya punya waktu yang sangat mepet untuk mempersiapkan tim. Semua pemain, terutama yang berkarier di Eropa, diharapkan sudah berkumpul pada 18 Maret.
Itu berarti, tim kepelatihan cuma punya waktu dua hari untuk berinteraksi langsung dengan semua pemain.
Menurut pengamat sepak bola nasional Ronny Pangeman, waktu yang singkat jangan sampai menjadi kendala.
“Ya, ini sebuah pertaruhan. Mau tidak mau harus dilakukan, harus dijalankan dengan baik. Ini debut Patrick Kluivert tentunya dan tim kepelatihan. Tetap ada sebuah keyakinan, dia bisa berkomunikasi baik dengan pemain saya pikir. Terutama yang dari Eropa tidak ada kendala bahasa,” kata Ronny Pangemanan.
Ditanya soal taktik apa yang akan diterapkan Patrick Kluivert, pria yang akrab disapa Ropan itu mengatakan strategi pasti berbeda dengan pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong.
“Dia tahu persis apa yang diinginkan oleh pemain-pemain dia bermain dengan sepak bola menyerang. Karena kan mereka terbiasa sebenarnya bermain dengan attacking football. Itu yang diinginkan oleh seorang Patrick Kluivert,” katanya.
“Dia tidak banyak bermain untuk lebih bermain ke dalam bertahan atau dalam tanda kutip parkir bus. Berbeda dengan STY sebelumnya kan, main dengan 4-3-3 tapi lebih banyak counter,” pungkasnya.