JAKARTA – Setiap tanggal 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Perayaan ini menjadi momen penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan serta meningkatkan kesadaran akan kesetaraan gender di seluruh dunia.
Sejarah Hari Perempuan Internasional
Hari Perempuan Internasional pertama kali diperingati pada 28 Februari 1909 di New York. Peringatan ini diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika sebagai bentuk dukungan terhadap hak-hak perempuan, khususnya dalam dunia kerja. Namun, momentum besar terjadi pada 8 Maret 1917, ketika para perempuan di Petrograd, Rusia, melakukan demonstrasi besar yang akhirnya memicu Revolusi Rusia.
Sebagai bentuk pengakuan terhadap perjuangan perempuan, Soviet Rusia secara resmi menjadikan 8 Maret sebagai hari libur nasional pada tahun 1917. Setelah itu, perayaan ini mulai meluas dan menjadi bagian penting dalam agenda sosial negara-negara sosialis maupun komunis.
Pada tahun 1977, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menetapkan Hari Perempuan Internasional sebagai perayaan tahunan. Tujuannya adalah untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan, meningkatkan kesetaraan gender, serta mendukung perdamaian dunia.
Mitos di Balik Hari Perempuan Internasional
Terdapat sebuah kisah yang beredar luas, terutama di kalangan kolumnis Prancis, yang menyebutkan bahwa pada 8 Maret 1857, sekelompok buruh perempuan dari pabrik tekstil di New York melakukan demonstrasi untuk menuntut upah yang lebih baik serta kondisi kerja yang layak. Namun, demonstrasi tersebut dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian.
Kisah ini juga dikaitkan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 1907, yang disebut sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa demonstrasi buruh perempuan lima puluh tahun sebelumnya. Namun, sejarawan Temma Kaplan berpendapat bahwa kejadian tersebut sebenarnya tidak pernah terjadi, meskipun banyak orang Eropa yang mempercayainya sebagai asal mula peringatan Hari Perempuan Internasional.
Tema Hari Perempuan Internasional 2025: Accelerate Action
Tema peringatan Hari Perempuan Internasional tahun 2025 adalah ‘Accelerate Action’, yang mengajak semua pihak untuk mempercepat langkah dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Saat ini, menurut data dari World Economic Forum, dunia masih membutuhkan waktu hingga tahun 2158—sekitar lima generasi dari sekarang—untuk mencapai kesetaraan gender sepenuhnya. Oleh karena itu, tema ‘Accelerate Action’ menyoroti pentingnya tindakan cepat dan tegas dalam mengatasi berbagai hambatan sistemik serta bias gender yang masih ada di berbagai aspek kehidupan, baik di ranah pribadi maupun profesional.