HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, bahwa berdasarkan hasil rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, dirinya bersama Menteri Koperasi akan melakukan sosialisasi terhadap program Koperasi Desa Merah Putih.
“Kami akan dialog dengan teman-teman asosiasi kepala desa, asosiasi perangkat desa, asosiasi badan musyawarah desa, supaya mereka betul-betul bisa memahami pemikiran dari bapak Presiden,” kata Tito dalam konferensi persnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (7/3/2025).
Ia menyatakan bahwa Koperasi Desa Merah Putih memiliki tujuan besar untuk membantu desa agar tetap menjaga stabilitas bahan pangan dan harga di pasaran. Bahkan mantan Kapolri ini pun menggaransi bahwa keberadaan Koperasi Desa ini akan menguntungkan desa.
“Dan ini untuk kepentingan semua bersama, pasti menguntungkan desa,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Tito menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari keberadaan Koperasi Desa Merah Putih tersebut, yakni bagaimana pemerintah dapat memberikan sumbangsih langsung kepada desa untuk bisa memiliki koperasi yang didukung penuh dalam tata kelola stok pangan yang ada.
“Kita harus mampu menyimpan stok (pangan), kita harus menjadi offtaker,” ujarnya.
Apalagi menurutnya, stok beras dalam negeri Indonesia merupakan stok terbesar di dunia. Sehingga pemerintah merasa perlu untuk ikut mengintervensi agar stok-stok tersebut dapat juga dikelola oleh desa melalui instrumen yang ada, dan kemudian dapat terserap dengan baik kepada masyarakat dengan stok dan harga yang baik.
“Stok kita ini terbesar yang pernah ada, 1 juta lebih. Bagaimana sekarang untuk menjaga agar stok ini dapat terserap dengan harga yang wajar, jangan harga yang jatuh,” tuturnya.
Tito pun berharap, dengan kehadiran Koperasi Desa Merah Putih, maka masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok pangan hingga harga. Sehingga baik produsen dan konsumen tetap merasa senang karena harga barang yang stabil. Bahkan harganya pun akan dikendalikan dengan ketetapan dari pemerintah melalui mekanisme HET (harga eceran tertinggi).
“Sehingga diharapkan di antara masalah pangan dapat diserap oleh koperasi-koperasi desa ini sehingga (pangan) tidak terjual murah karena harga turun, dengan harga yang sudah dipatok oleh pemerintah,” sambungnya.
Upaya untuk pengendalian stok pangan hingga harga ini dapat dilakukan dengan pembentukan koperasi desa. Bagaimana instrumen desa dapat melakukan penyimpanan yang baik.
“Nah, di antara (upayanya) membentuk Koperasi Desa Merah Putih. Salah satunya adalah mereka membeli (stok pangan dari produsen -red), ada cold storage-nya, ada gudang, gerai-gerai segala macam,” sambung Tito.
Bahkan untuk merealisasikan program Koperasi Desa Merah Putih ini, Tito juga menyebut pemerintah akan mengutus Himbara (Himpunan Bank Negara) untuk ikut melakukan penyaluran kredit kepada masyarakat untuk menjalankan Koperasi Desa tersebut.
“Koperasi ini perlu dibentuk di semua desa, dan nanti kita sampaikan ke kepala desa, dan juga kita akan sampaikan ada dukungan dari pemerintah nantinya, di antaranya dari Bank Himbara, sekitar Rp5 miliar untuk kepentingan itu, cold storage, gudang, dan lain-lain, manajemen dan lain-lain. Ini menguntungkan desa,” paparnya.