JAKARTA – Setiap Jumat pertama di bulan Maret, dunia memperingati Hari Doa Sedunia atau World Day of Prayer. Pada tahun ini, peringatan Hari Doa Sedunia jatuh pada hari ini, Jumat 7 Maret 2025.
Perayaan ini bukan sekadar ajang doa bersama, tetapi juga menjadi wadah bagi perempuan Kristen untuk memperkuat spiritualitas serta berkontribusi dalam kepemimpinan rohani.
Peran Perempuan dalam Doa dan Kepemimpinan Rohani
Hari Doa Sedunia pada dasarnya bertujuan untuk mendorong perempuan Kristen agar lebih aktif dalam doa pribadi serta memimpin doa bersama dalam komunitas dan organisasi misi perempuan.
Perempuan dengan empati yang tinggi terhadap sesama, khususnya perempuan lain dan anak-anak, dinilai memiliki kapasitas yang kuat dalam memberikan dukungan spiritual yang relevan.
Momentum ini juga menjadi kesempatan untuk menumbuhkan semangat kepemimpinan spiritual, sekaligus menggali nilai-nilai rohani yang dapat memperkaya kehidupan keagamaan.
Doa bukan hanya menjadi bentuk komunikasi dengan Tuhan, tetapi juga alat untuk pertumbuhan iman dan solidaritas dalam komunitas.
Sejarah Hari Doa Sedunia
Peringatan ini berakar pada tahun 1887, ketika para perempuan Presbiterian menyerukan hari doa untuk misi rumah tangga, yang kemudian diikuti oleh perempuan dari denominasi Metodis.
Perkembangan ini berlanjut pada tahun 1897, ketika perempuan dari enam denominasi membentuk sebuah komite dan mulai menyelenggarakan doa bersama secara lebih luas.
Tradisi ini semakin berkembang hingga tahun 1912, saat Dewan Misi Luar Negeri Perempuan menetapkan perlunya hari doa terpadu untuk mendukung misi luar negeri.
Sementara itu, pada tahun 1908, sekelompok perempuan mendirikan Council of Women for Home Missions, sebuah organisasi yang fokus pada rehabilitasi imigran serta isu-isu sosial lainnya, termasuk mempersiapkan hari doa bersama.
Makna dan Relevansi Hari Doa Sedunia
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Hari Doa Sedunia mencerminkan solidaritas dan kebersamaan dalam perjalanan spiritual perempuan.
Peringatan ini juga menjadi kesempatan untuk merenungkan peran perempuan dalam membangun komunitas yang lebih baik, baik di lingkungan gereja maupun dalam masyarakat secara luas.
Dengan semangat kebersamaan dan kepemimpinan rohani, peringatan ini mengajak semua perempuan untuk menjadikan doa sebagai kekuatan transformasi, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi dunia.