JAKARTA – Gregoria Mariska Tunjung jadi salah satu wakil andalan badminton Indonesia untuk kejuaraan prestisius, All England Open 2025. Pemain yang akrab disapa Grego itu pun rela menunda bulan madu dengan sang suami Mikha Angelo demi mengharumkan nama Bangsa.
Seperti yang telah diketahui bersama sebelumnya, bahwa Gregoria Mariska Tunjung baru saja melepas masa lajangnya dengan penyanyi kenamaan Indonesia, Mikha Angelo. Mereka menikat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada (21/2) lalu.
Namun tak seperti pasangan yang baru menikah pada umumnya, Gregoria dan Mikha akan menunda bulan madu mereka. Hal itu karena Grego berkomitmen untuk fokus persiapan turnamen All England 2025 di Birmingham, Inggris, yang akan berlangsung pada 11-16 Maret mendatang.
BACA JUGA
Mengenai bulan madu, Grego menjawab ia dan suaminya sudah punya kesepakatan. Grego bersyukur Mikha sangat mengerti kondisinya sebagai atlet nasional.
“Mikha sangat mengerti aku. Sejak awal kami sudah ngomong, kondisi-kondisi aku sebagai atlet nasional bagaimana,” ungkap Grego, sebagaiamana informasi yang diterima Holopis.com.
“Ada pertandingan-pertandingan yang harus aku ikuti yang jadwalnya mungkin harus mengorbankan agenda-agenda pribadi,” tambah peraih medali perunggu Olimpiade Paris 2024 tersebut.
Di sisi lain, Kedua Bidang Pembinaan Prestasi Pelatnas PBSI, Eng Hian menyampaikan bahwa persiapan Grego sendiri nampak cair meski baru saja menikah.
“Persiapan Grego ke All England berjalan normal, sesuai komitmen yang sudah disampaikan ke pelatih,” ujar Eng Hian.
Sebagai informasi tambahan, All England adalah turnamen bulu tangkis berusia 126 tahun. Digelar pertama kali pada 1899 dan sempat berhenti dua kali ketika terjadi Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Sejak 2018, turnamen dengan nama lengkap All England Open Badminton Championships ini ditetapkan menjadi Super 1000 dalam sistem BWF bersama China Open, Malaysia Open, dan Indonesia Open. Lokasi turnamen ini pindah dari London ke Birmingham pada 1994.
Atlet Indonesia yang pertama kali memenangkan juara All England adalah Tan Joe Hok di sektor tunggal putra pada 1959. Rekor juara dari Indonesia di turnamen ini dipegang Rudy Hartono yang memenangkan juara tunggal putra sebanyak delapan kali, dengan tujuh kali di antaranya dimenangkan secara bertutur-turut.
Rudy menjadi juara pada 1968-1974 dan 1976. Juara dari Indonesia terbanyak selanjutnya adalah pasangan ganda putra Indonesia Tjun Tjun/Johan Wahjudi yang mengangkat piala sebanyak enam kali, yakni pada 1974-1975 dan 1977-1980.