JAKARTA – Hubungan seksual memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu yang umum dilakukan yakni memasukkan jari ke vagina, atau yang lebih kerennya dikenal dengan istilah fingering.
Banyak orang beranggapan, bahwa fingering adalah cara yang aman meningkatkan birahi pasangan. Namun faktanya tidak selalu demikian, dimana tetap ada risiko dari aktivitas seksual tersebut.
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas yang dalam bahasa joroknya mengobok-obok organ viral wanita memiliki beberapa risiko, mulai dari luka pada vagina hingga penularan beberapa penyakit.
Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi dari aktivitas fingering :
1. Human Papillomavirus (HPV)
HPV adalah infeksi menular seksual yang dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Virus ini bisa berada di bawah kuku seseorang yang terinfeksi HPV genital, sehingga memungkinkan penularan melalui fingering.
Sebuah studi dari McGill University pada 2019 yang melibatkan lebih dari 250 pasangan heteroseksual menunjukkan bahwa meskipun risiko penularan HPV melalui fingering jarang terjadi, tetap ada kemungkinan penularannya.
2. Gonore
Gonore adalah infeksi bakteri yang biasanya ditularkan melalui kontak seksual, baik dengan atau tanpa ejakulasi. Meskipun penelitian mengenai penularan gonore melalui fingering masih terbatas, beberapa ahli menyatakan bahwa kemungkinan tersebut tetap ada.
Bakteri Neisseria gonorrhoeae dapat menginfeksi selaput lendir, termasuk yang ada di rektum. Jika cairan tubuh yang terinfeksi berpindah melalui jari selama aktivitas seksual, penularan bisa terjadi.
Penelitian pada pria yang berhubungan seks dengan pria menunjukkan bahwa gonore dapat menyebar ke anus dan rektum melalui praktik seperti fingering, terutama jika melibatkan air liur atau cairan tubuh yang terinfeksi.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mengurangi risiko penularan.
3. Vaginosis Bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah ketidakseimbangan bakteri dalam vagina yang dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti gatal, keputihan dengan bau amis atau tidak sedap, serta kemerahan pada labia.
Salah satu pemicunya adalah aktivitas seksual, termasuk fingering dan seks oral. Biasanya, gejala ini dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika terus berulang, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
4. Herpes
Herpes adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan luka pada alat kelamin atau mulut. Penyakit ini bisa menular jika seseorang menyentuh luka terbuka atau bersentuhan langsung dengan jaringan mukosa di mulut, anus, atau alat kelamin.
Walaupun herpes tidak selalu menyebabkan masalah kesehatan serius, infeksi ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman.
5. Pendarahan Akibat Cedera
Pendarahan setelah fingering adalah hal yang umum terjadi. Saat perempuan terangsang, aliran darah ke vagina meningkat, sehingga meningkatkan risiko cedera ringan, seperti goresan kuku atau iritasi pada leher rahim.
Jika pendarahan ringan dan tidak disertai gejala lain, biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Meskipun fingering bisa menjadi bagian dari aktivitas yang menyenangkan dalam berhubungan seksual bersama pasangan. Namun tetap saja, ada berbagai risiko yang perlu diwaspadai.
Menjaga kebersihan tangan dan kuku, serta memperhatikan kondisi kesehatan pasangan, adalah langkah penting untuk mencegah infeksi dan cedera.
Jika mengalami gejala yang mencurigakan setelah melakukan aktivitas ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.